Selasa, 22 Agustus 2017

CATATAN SINGKAT BUDIDAYA TANAMAN PADI (Oryza Sativa)

CATATAN SINGKAT
BUDIDAYA TANAMAN
PADI (Oryza Sativa)
            Keperluan bahan pangan semakin meningkat, kususnya beras, senantiasa menjadi permasalahan yang tidak ada hentinya. Produksi yang tidak stabil kadang membuat makanan pokok sebagian besar manusia dimuka bumi ini meningkat tinggi. Oleh karena itu harus dilakukan penataan ulang agar produksi beras dalam negri kembali stabil dan produktif.
            Dalam budidaya tanaman padi ada beberapa hal yang akan menjadi pokok pembahasan yaitu: Pemilihan varietas unggul, penyiapan benih dan lahan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta panen dan pasca panen.
1.         Varietas Unggul
            Varietas unggul pada tanaman padi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap produktivitas. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih varietas unggul yaitu: Potensi hasil,umur tanaman, ketahanan terhadap hama dan penyakit, mutuh beras, selerah konsumen,dan kondisi daerah pengembangan. Untuk memenuhi aspek tersebut, varietas padi didapat dari tanaman yang sehat (tidak terserang hama dan penyakit) atau dengan memanfaatkan tanaman hasil persilangan (rekayasa bioteknologi). Oleh karena itu benih yang disarankan adalah benih yang bersertifikat/ berlabel biru. Benih tersebut bisa didapat di Tokoh-tokoh Tani.
2.         Persiapan Benih
            Kebutuhan benih tergantung system tanam dan jarak tanam yang digunakan. Misalnya pada system tanam dengan sebar langsung memerlukan lebih banyak benih dibanding system tanam pindah dimana hanya memerlukan benih 20-25 kg/ha. Benih direndam kedalam air garam (200 gram/liter air), benih yang mengambang dibuang dan benih yang bagus ditiriskan, dicuci lalu direndam kembali dengan air bersih selama 24 jam. Air diganti setiap 12 jam. Benih kemudian diperam dengan menggunakan karung basah selama 24 jam. Benih yang siap semai adalah ditandai dengan munculnya bakam lembaga berupa titik putih pada bagian ujung. Selanjutnya benih disebar diatas bedengan yg sudah disiapkan.
3.         Persiapan Lahan
            Pengelolahan lahan sebaiknya dilakukan pembajakan 4 minggu sebelum tanam. Sebelum diolah tanah terlebih dahulu digenangi air selama 7 hari. Pada tanah ringan dilakukan 1 kali bajak dan dua kali garu sedangkan pada tanah berat dilakukan 2 kalibajak dan 2 kali garu, kemudian diratakan dengan kedalaman kira-kira 15-20 cm. Sebelumnya perlu kita ketahui bahwa padi sawah baik tumbuh pH 4-7. Namun dengan penggenangan dapat menetralkan tanah.
4.         Penanaman
            Jarak tanam yang dianjurkan adalah 25 cm x 25 cm atau 30 cm x 15 cm jarak tanam jejer legowo 40 cm x 20 cm x 12,5 cm. Penanaman sebaiknya dilakukan pda keadaan tanah tidak tergenang (macak-macak). Bibit yang ditanam 1-3 batang per lubang. Perlu kita perhatikan saat penanaman dalam pembuangan air agar terhindar dari kekeringan.

5.         Pemupukan
            Pupuk yang digunakan sebaiknya kombinasi pupuk organik dengan pupuk kimia:
Pupuk kandang/pupuk hijau =  2-5 ton/ha, diberikan pada saat pengolahan sifat fisik dan kimia tanah.
Urea =  200 kg/ha, diberikan 2-3 kali, yaitu 14 HST (hari setelah tanam), 30 HST dan saat primordial bunga.
SP-36  =  75-100 kg/ha
KCL  =  75-100 kg/ha
Untuk pupuk SP-36 dan KCL diberikan pada saat tanam atau 14 HST. Apabila digunakan pupuk NPK adalah setengah dosis pada umur 14 HST.
            Dosis ini adalah anjuran umum, untuk mengetahui dosis yang akurat, sebaiknya dilakukan analisis tanah terlebih dahulu.
6.         Penyiangan
            Penyiangan dilakukan 3x yaitu 14 HST, 35 HST dan 55 HST. Penyiangan dapat dilakukan secara manual.
7.         Pengairan.
Umur Tanam
Pemeberian Air
3 (HST) Hari Setelah Tanam
Kondisi tanah mancak-mancak
4 HST – 10 HST
Digenangi setinggi 25 cm
11 HST – Menjelang berbunga
Air dibiarkan mongering sendiri (5-6 hari), setelah kering diairi air setinggi 5 cm dan kemudian dibiarkan lagi mongering sendiri.
Fase Berbunga 10 hari sebelum panen (HSP)
Diairi terus menerus setibggi 5 cm
10 HSP - Panen
Petakan dikeringkan

8.         Pengendalian Hama dan Penyakit
            Serangan hama dapat di tekan atau diatasi dengan beberapa cara yaitu: Melakukan pergiliran tanam, tanam serempak, pengaturan air yang baik, tidak menanam padi lebih dari 2 kali dalam setahun, menggunakan varietas tahan, membersikan lingkungan dan melepas musu alami. Jika serangan hama sudah melewati ambang ekonomi maka dilakukan pengendalian secara kimiawi yaitu dengan menggunakan insektisida sesuai anjuran.
            Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menanam varietas unggul, melakukan pemupukan yang berimbang dan perlakuan lain sesuai dengan penyakit yang diderita tanaman misalnya merendam benih dengan air hangat + POC NASA pada padi yang terserang penyakit bercak daun coklat, membakar sisa jerami dan menggenangi sawah jika padi terkena penyakit Blast serta pemberian GLIO. Jika serangan penyakit tanaman sudah melewati ambang ekonomi maka dapat dilakukan pengendalian secara kimiawi sesuai dosis yang dianjurkan.

9.         Panen dan Pasca Panen
            Padi siap panen sekitar 30-40 hari setelah berbunga merata, jika terlambat dipanen akan mengakibatkan biji tercecer. Setelah dipanen, padi melalui beberpa proses yaitu perontokan, pembersihan pengeringan hingga penyimpanan. Untuk menjaga kwalitas padi saat penyimpanan maka perlu di perhatikan beberapa hal yaitu: Mengeringkan padi secara perlahan sampai kadar air 14%  karena jika pengeringan dilakukan dengan penurunan kadar air secara drastis akan membuat biji padi muda pecah, tempat penyimpana harus kering dan bersih, tidak lembab, dan bebas dari serangan hama dan penyakit gudang serta kadar kotoran maksimum 3%.