CATATAN
SINGKAT
BUDIDAYA
TANAMAN
Keperluan bahan pangan semakin
meningkat, kususnya beras, senantiasa menjadi permasalahan yang tidak ada
hentinya. Produksi yang tidak stabil kadang membuat makanan pokok sebagian
besar manusia dimuka bumi ini meningkat tinggi. Oleh karena itu harus dilakukan
penataan ulang agar produksi beras dalam negri kembali stabil dan produktif.
Dalam budidaya tanaman padi ada
beberapa hal yang akan menjadi pokok pembahasan yaitu: Pemilihan varietas
unggul, penyiapan benih dan lahan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit
serta panen dan pasca panen.
1. Varietas
Unggul
Varietas
unggul pada tanaman padi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
produktivitas. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih
varietas unggul yaitu: Potensi hasil,umur tanaman, ketahanan terhadap hama dan
penyakit, mutuh beras, selerah konsumen,dan kondisi daerah pengembangan. Untuk
memenuhi aspek tersebut, varietas padi didapat dari tanaman yang sehat (tidak
terserang hama dan penyakit) atau dengan memanfaatkan tanaman hasil persilangan
(rekayasa bioteknologi). Oleh karena itu benih yang disarankan adalah benih
yang bersertifikat/ berlabel biru. Benih tersebut bisa didapat di Tokoh-tokoh
Tani.
2. Persiapan
Benih
Kebutuhan
benih tergantung system tanam dan jarak tanam yang digunakan. Misalnya pada
system tanam dengan sebar langsung memerlukan lebih banyak benih dibanding
system tanam pindah dimana hanya memerlukan benih 20-25 kg/ha. Benih direndam
kedalam air garam (200 gram/liter air), benih yang mengambang dibuang dan benih
yang bagus ditiriskan, dicuci lalu direndam kembali dengan air bersih selama 24
jam. Air diganti setiap 12 jam. Benih kemudian diperam dengan menggunakan
karung basah selama 24 jam. Benih yang siap semai adalah ditandai dengan
munculnya bakam lembaga berupa titik putih pada bagian ujung. Selanjutnya benih
disebar diatas bedengan yg sudah disiapkan.
3. Persiapan
Lahan
Pengelolahan
lahan sebaiknya dilakukan pembajakan 4 minggu sebelum tanam. Sebelum diolah
tanah terlebih dahulu digenangi air selama 7 hari. Pada tanah ringan dilakukan
1 kali bajak dan dua kali garu sedangkan pada tanah berat dilakukan 2 kalibajak
dan 2 kali garu, kemudian diratakan dengan kedalaman kira-kira 15-20 cm.
Sebelumnya perlu kita ketahui bahwa padi sawah baik tumbuh pH 4-7. Namun dengan
penggenangan dapat menetralkan tanah.
4. Penanaman
Jarak tanam yang dianjurkan adalah
25 cm x 25 cm atau 30 cm x 15 cm jarak tanam jejer legowo 40 cm x 20 cm x 12,5
cm. Penanaman sebaiknya dilakukan pda keadaan tanah tidak tergenang
(macak-macak). Bibit yang ditanam 1-3 batang per lubang. Perlu kita perhatikan
saat penanaman dalam pembuangan air agar terhindar dari kekeringan.
5. Pemupukan
Pupuk
yang digunakan sebaiknya kombinasi pupuk organik dengan pupuk kimia:
Pupuk kandang/pupuk hijau = 2-5 ton/ha, diberikan pada saat pengolahan
sifat fisik dan kimia tanah.
Urea =
200 kg/ha, diberikan 2-3 kali, yaitu 14 HST (hari setelah tanam), 30 HST
dan saat primordial bunga.
SP-36
= 75-100 kg/ha
KCL
= 75-100 kg/ha
Untuk pupuk SP-36 dan KCL diberikan pada
saat tanam atau 14 HST. Apabila digunakan pupuk NPK adalah setengah dosis pada
umur 14 HST.
Dosis
ini adalah anjuran umum, untuk mengetahui dosis yang akurat, sebaiknya
dilakukan analisis tanah terlebih dahulu.
6. Penyiangan
Penyiangan
dilakukan 3x yaitu 14 HST, 35 HST dan 55 HST. Penyiangan dapat dilakukan secara
manual.
7. Pengairan.
Umur
Tanam
|
Pemeberian
Air
|
3 (HST) Hari Setelah Tanam
|
Kondisi tanah mancak-mancak
|
4 HST – 10 HST
|
Digenangi setinggi 25 cm
|
11 HST – Menjelang berbunga
|
Air dibiarkan mongering sendiri (5-6
hari), setelah kering diairi air setinggi 5 cm dan kemudian dibiarkan lagi
mongering sendiri.
|
Fase Berbunga 10 hari sebelum panen
(HSP)
|
Diairi terus menerus setibggi 5 cm
|
10 HSP - Panen
|
Petakan dikeringkan
|
8. Pengendalian Hama dan Penyakit
Serangan hama
dapat di tekan atau diatasi dengan beberapa cara yaitu: Melakukan pergiliran
tanam, tanam serempak, pengaturan air yang baik, tidak menanam padi lebih dari
2 kali dalam setahun, menggunakan varietas tahan, membersikan lingkungan dan
melepas musu alami. Jika serangan hama sudah melewati ambang ekonomi maka
dilakukan pengendalian secara kimiawi yaitu dengan menggunakan insektisida
sesuai anjuran.
Pengendalian
penyakit dapat dilakukan dengan menanam varietas unggul, melakukan pemupukan
yang berimbang dan perlakuan lain sesuai dengan penyakit yang diderita tanaman
misalnya merendam benih dengan air hangat + POC NASA pada padi yang terserang
penyakit bercak daun coklat, membakar sisa jerami dan menggenangi sawah jika
padi terkena penyakit Blast serta pemberian GLIO. Jika serangan penyakit
tanaman sudah melewati ambang ekonomi maka dapat dilakukan pengendalian secara
kimiawi sesuai dosis yang dianjurkan.
9. Panen dan Pasca Panen
Padi
siap panen sekitar 30-40 hari setelah berbunga merata, jika terlambat dipanen
akan mengakibatkan biji tercecer. Setelah dipanen, padi melalui beberpa proses
yaitu perontokan, pembersihan pengeringan hingga penyimpanan. Untuk menjaga kwalitas
padi saat penyimpanan maka perlu di perhatikan beberapa hal yaitu: Mengeringkan
padi secara perlahan sampai kadar air 14%
karena jika pengeringan dilakukan dengan penurunan kadar air secara drastis
akan membuat biji padi muda pecah, tempat penyimpana harus kering dan bersih,
tidak lembab, dan bebas dari serangan hama dan penyakit gudang serta kadar
kotoran maksimum 3%.