Jumat, 01 Desember 2017

MAKALAH
SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

“Sistem Informasi Geografik
dan
Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan”


Hasil gambar untuk LOGO UNHAS


Disusun Oleh:
Yohanis Sarma
G11115536

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017








BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
            Dalam melakukan suatu pembangunan biasanya diawali dengan sebuah perencanaan, dimana perencanaan pembangunan sendiri adalah upaya meningkatkan pertumbuhan tingkat ekonomi dan kesejatraan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri Indonesia sebagai negara berkembang tidak lepas dari kegiatan perencanaan pembangunan. Dalam perencanaan pembangunan sediri harus didukung beberapa hal terutama dari masyarakat dan sistem informasi. Dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional, dimana masiarakat  merupakan bagian penting yang perlu dilibatkan sebagai bentuk dari pemetaan lingkungan perencanaan.
            Pada sebuah perencanaan juga tidak lepas dari yang namanya sistem informasi geografik, dimana menurut Setyawan (2014) Sistem Informasi Georafis atau  Georaphic Information Sistem (GIS) merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja  dengan menggunakan  data yang memiliki  informasi spasial (bereferensi keruangan). Sistem Informasi Geografik sangat dibutuhkan dalam suatu perencanaan karena informasi suatu tempat dapat diperoleh ataupun dapat dibagi dengan mudah, sehingga proses perencanaan dapat berjalan dengan cepat dan mudah.
            Oleh karena itu pemanfaatan kemajuan teknologi dalam suatu perencanaan harus bisa dimanfaatkan secara maksimal, apalagi didukung oleh peran aktif partisipasi masyarakat dalam perencanaan tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejatraan orang banyak.
1.2       Rumusan Masalah
a.       Apa itu Sistem Informasi Geografik?
b.      Bagaimana manfaat dan peran Sistem Informasi Geografik dalam sebuah perencanaan pembangunan?
c.       Seperti apa partisipasi masyarakat dalam suatu perencanaan pembangunan?
d.      Seperti apa keaktifan masyarakat dalam suatu perencanaan pembangunan?
1.3       Tujuan
a.       Untuk memahami pengertian SIG.
b.      Untuk mengetahui peran atau manfaat SIG dalam sebuah perencanaan pembangunan.
c.       Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam suatu perencanaan pembangunan.
d.      Untuk mengetahui keaktifan masyarakat dalam suatu perencanaan pembangunan.


  

BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Sistem Informasi Geografis (SIG)
            Informasi permukaan bumi berabad-abad disajikan dlm bentuk peta, mulai dari kulit hewan sampai kertas yg menyajikan data geografis dlm bentuk gambar / coretan. Untuk itu perlu adanya penyajian informasi mengenai Kenampakan Bumi, karena adanya kebutuhan untuk perencanaan dan pemanfaatan potensi permukaan bumi. Sehingga perlu adanya proses pemetaan.
            Menurut Murai dalam Basofi (2010) SIG adalah sistem informasi yg digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis,dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospasial, utk mendukung pengambilan keputusan dlm perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Sedangkan menurut ESRI dalam Basofi (2010) SIG sebagai suatu kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi, dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang ber-referensi geografi.
            Ada beberapa karakteristik SIG menurut Basofi (2010) adalah sebagai berikut:
  • a.       Merupakan hasil pengembangan perangkat keras (hardware) dan lunak (software) untuk tujuan pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat disajikan dalam satu sistem berbasis komputer.
  • b.      Melibatkan para ahli / pakar geografi, informatika dan komputer, serta para ahli dan aplikasi terkait.
  • c.       Masalah dalam pengembangan meliputi: cakupan, kualitas dan standar data, struktur, model dan visualisasi data, koordinasi kelembagaan dan etika, pendidikan, expert system dan decision support system serta penerapannya.
  • d.      Perbedaannya dengan Sistem Informasi lainnya: data dikaitkan dengan letak geografis (posisi/koordinat), dan terdiri dari data tekstual maupun grafik.
  • e.       Bukan hanya sekedar pengubahan peta konvensional (tradisional) ke bentuk peta digital untuk kemudian disajikan (dicetak / diperbanyak) kembali.
  • f.   Tetapi mampu mengumpulkan, menyimpan, mentrans-formasikan, menampilkan, memanipulasi, memadukan dan menganalisis (manage) data spasial dari fenomena geografis suatu wilayah.
  • g.      Mampu menyimpan data dasar yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu masalah (problem solving)atau untuk memudahkan bagi para pengambil keputusan (decision support system). Contoh: penyelesaian masalah perubahan iklim memerlukan informasi dasar seperti curah hujan, suhu, angin, kondisi awan.
  • h.      Data dasar biasanya dikumpulkan secara berkala dalam jangka yang cukup panjang. (dijitasi peta, informasi atribut).
  • Gambar terkait

2.2       Peran SIG Dalam Suatu Perencanaan Pembangunan
            Menurut Mildawany dkk (2008), dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) data-data disimpan di dalam table (tabular data) dan spatial data (data yang memiliki karakteristik lokasi dan mewakili suatu tempat atau lokasi). GIS pada pemakaiannya berhubungan dengan beberapa kumpulan data (database) guna memberikan secara cepat informasi suatu tempat.
Dalam jurnalnya yang berjudul Aplikasi Sistem Informasi Geografis (Sig) Dalam Analisis Pemanfaatan Dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota, Mildayany dkk (2008)  juga mengungkapkan bahwa Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang seperti pendidikan, perindustrian, pariwisata, perdagangan, perhubungan, lalulintas, pertanian, perencanaan tata guna lahan maupun infrastruktur. SIG mampu membantu pemetaan, pengolahan data, penyimpanan serta pemanggilan kembali data spasial yang bergeoreferensi serta atributnya yang terkait berupa data non spasial.
Setyawan (2014) juga mengungkapkan bahwa Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti  query dan analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan Sistem Informasi lainya yang membuatnya menjadi berguna   bagi  berbagai kalangan untuk menjelaskan  kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi. 
2.3       Partisipasi Masyarakat Dalam Suatu Perencanaan Pembangunan
            Pelaksanaan urusan wajib dalam implementasi otoda dalam pasal 150 UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Urusan wajib yang dimaksud adalah urusan perencanaan pembangunan. Salah satu urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh  daerah adalah urusan perencanaan pembangunan dalam pasal 150 undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah secara tegas menyatakan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah, disusun dalam perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Untuk menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif efesien dan bersasaran serta menjamin tercapainya tujuan negara, maka ditetapkan undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan (pasal 2 ayat (2) undang-undang nomor 5 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional) (Wirawan dkk, 2015).
            Dari hasil penelitian Wirawan dkk (2015) di Kecamatan Dususn Selatan, Malang, dimana partisipasi masyarakat dalam musrenbang  yaitu  dalam bentuk keikutsertaan dan keaktifan dalam menetapkan fasilitator, menyusun jadwal dan agenda musrenbang, memperisapkan bahan dan materi musrenbang, mengumumkan secara terbuka tentang jadwal, agenda dan tempat musrenbang dan melakukan musyawarah/rembug dusun RW. Keikutsertaan atau partisipasi masyarakat dalam kegiatan musrenbang Kecamatan Dusun Selatan diwakilkan pada tokoh masyarakat.  Berdasarkan daftar hadir dalam kegiatan musrenbang Kecamatan Dusun Selatan,  keaktifan masyarakat dalam penelitian ini hadir dan aktif. Partisipasi masyarakat hadir dan aktif sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Geddesian sebagaimana dikutip oleh Wirawan (2015) yaitu adanya partisipasi masyarakat yang optimal dalam perencanaan diharapkan dapat membangun rasa pemilikan yang kuat dikalangan masyarakat terhadap hasil-hasil pembangunan yang ada.
            Conyers (1992: 154-155) yang dikutip oleh Wirawan dkk (2015)  mengemukakan adanya tiga alasan utama mengapa partispasi masyarakat dalam identifikasi masalah mempunyai sifat yang sangat penting. Pertama, partisipasi masyarakat merupakan alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal. Kedua, bahwa masyarakat akan mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses atau program pembangunan, karena mereka akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut, kepercayaan semacam ini adalah penting khusunya bila  mempunyai tujuan agar dapat diterima oleh masyarakat. ketiga, bahwa alasan yang mendorong adanya partispasi umum dibanyak negara karena timbul anggapan bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri.

2.4       Keaktifan Masyarakat Dalam Suatu Perencanaan Pembangunan
            Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Midawani dkk (2008) di Kota Depok,  mereka menemukan bahwa ketika dimintai konfirmasi untuk berpartisipasi dalam pengembangan dan pemeliharaan RTH Kota Depok sejumlah 61,3% responden menyatakan mereka bersedia berpartispasi andaikata mampu (perlu dilatih terlebih dahulu agar mampu), sejumlah 29% menyatakan berminat untuk berpartisipasi dan hanya sebagian kecil (3,2%)  responden yang menyatakan mereka tisak mau terlibat karena merasa bukan tanggung jawabnya dan karena mereka tidak mempunyai waktu dan minat.
            Demikian juga mengenai pengembangan Sistem Informasi yang komprehensif tentang potensi perencanaan, pemeliharaan dan pengelolaan RTH Kota Depok. Sejumlah besar responden (67,7%) menyatakan mereka mau berpartisipasi andaikata mampu (perlu dilatih terlebih dahulu), sedangkan 19,4% responden menyatakan mereka berminat untuk berpartispasi dalam pengembangan Sistem Informasi Geografis RTH. Hanya 6,5% yang menyatakan tidak berminat karena bukan tanggung jawab mereka, dan hanya sebagian terkecil (3,2% responden) menyatakan tidak mau berpartisipasi karena tidak mempunyai waktu dan minat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat bersedia ikut berpartisipasi dalam suatu pembangunan asal mereka mendapatkan ilmu dan pelatihan terlebih dahulu.
            Sementara itu sebuah studi kasus di Malang yang dilakukan oleh Akbar (2017) berjudul Sistem Informasi Geografis Rekomendasi Partisipasi Publik Ruang Terbuka Hijau Berbasis Android Mobile menemukan bahwa bentuk partisipasi masyarakat Kota Malang dalam membangun RTH dengan memanfaatkan SIG berbasis Android yaitu dengan memanfaatkan fitur kontribusi ide pada aplikasi yang dibuat. Berdasarkan hasil kuesioner yang disebar kepada responden, responden menyatakan aplikasi yang dibuat dapat  membantu masyarakat Kota Malang untuk menyalurkan kontribusi mengenai RTH di Kota Malang sebesar 85%.

Gambar terkait

     

BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
a.       SIG adalah suatu kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi, dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang ber-referensi geografi.
b.      SIG berperan dalam membantu pemetaan, pengolahan data, penyimpanan serta pemanggilan kembali data spasial yang bergeoreferensi serta atributnya yang terkait berupa data non spasial.
c.       Partisipasi masyarakat merupakan alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat dan merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri.
d.      Keaktifan Masyarakat dalam suatu perencanaan pembangunan dapat mengsukseskan keberhasilan proyek tersebut, tidak hanya pada saat proses pembuatan tetapi juga setelah pembuatan dan keberlajutannya.
3.2       Saran
            Sebaiknya dalam melakukan suatu perencanaan kita harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi seperti GIS dan melibatkan masyarakat agar kita mendapat kemudahan dalam memperole informasik sehingga proses perencanaan bisa berjalan dengan baik dan cepat.


  

DAFTAR PUSTAKA
Akbar Roudhotul R, dkk. 2017. Sistem Informasi Geografis Rekomendasi Partisipasi Publik Ruang Terbuka Hijau Berbasis Android Mobile (Studi Kasus : Kota Malang). Universitas Brawijaya. Malang. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1902-1911.
Basofi Arif. 2010. Sistem Informasi Geografis. PENS-ITS Surabaya: Surabaya.
Milawani Irina dkk. 2008. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (Sig) Dalam Analisis Pemanfaatan Dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota (RTHK) Kota Studi Kasus Kota Depok. Lembaga Pengembangan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (LePTeSP)Universitas Gunadarma. Depok.
Setyawan Dodiet A. 2014. Sistem Informasi Geografis (Manfaat SIG dalam Kesehatan Masyarakat). Politeknik Kesehatan Surakarta: Surakarta.
Wirawan Ricky dkk. 2015. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah. Universitas Brawijaya. Malang. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 4, No. 2 (2015).