Laporan
praktikum
Survey Tanah dan Evaluasi Lahan
Evaluasi Kesesuaian Lahan STPP Gowa, Kecamatan Bonto
Marannu, Kabupaten Gowa
Nama : Yohanis Sarma
NIM : G 111 15 536
\
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
DEPARTEMEN
ILMU TANAH
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Evaluasi lahan merupakan proses
penilaian potensi lahan untuk bermacam-macam alternatif penggunaan. Evaluasi kesesuaian
lahan sangat fleksibel, tergantung pada keperluan kondisi wilayah yang hendak
dievaluasi. Usaha-usaha perbaikan yang dilakukan terhadap lahan akan memberikan
gambaran tentang penggunaan lahan secara optimal guna meningkatkan
produktivitas lahan.
Penggunaan lahan yang kurang sesuai
akan berakibat pada berbagai sektor yang ujungnya akan menimbulkan kerugian,
apalagi dengan penggunaan lahan dalam skalah yang besar. Pada lokasi STPP Gowa
adalah lokasi yang cukup strategis untuk lahan pertanian, namun untuk
mendapatkan hasil yang maksimal kita harus memanfaatkannya dengan benar dan
sesuai. Beberapa sistem evaluasi lahan yang telah banyak dikembangkan dengan
menggunakan berbagai pendekatan, yaitu ada yang dengan sistem perkalian
parameter, penjumlahan, dan sistem matching atau mencocokkan antara kualitas
dan sifat-sifat lahan.
Berdasarkan uraian diatas maka
perlu dilakukan tindakan evaluasi lahan pada lokasi yang telah ditentukan untuk
mengoptimalkan penggunaan lahan, agar hasil yang didapatkan bisa maksimal.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kesesuai lahan dan jenis penggunaannya pada kebun percobaan
STPP Gowa dan berguna sebagai sumber informasi untuk memanfaatkan lokasi tersebut
secara maksimal dan sesuai.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keadaan Geografis
Kabupaten
Gowa berada pada 12°38.16' Bujur Timur dari Jakarta dan 5°33.6' Bujur Timur
dari Kutub Utara. Sedangkan letak wilayah administrasinya antara 12°33.19' hingga
13°15.17' Bujur Timur dan 5°5' hingga 5°34.7' Lintang Selatan dari Jakarta.
Kabupaten yang berada pada bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan ini
berbatasan dengan 7 kabupaten/kota lain, yaitu di sebelah Utara berbatasan
dengan Kota Makassar dan Kabupaten Maros. Di sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Sinjai, Bulukumba, dan Bantaeng. Di sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Takalar dan Jeneponto sedangkan di bagian Barat berbatasan dengan
Kota Makassar dan Takalar.
2.2 Keadaan Iklim
Lokasi
STPP Gowa yang berlokasi di Kecamatan Bonto Marannu, Kabupaten Gowa, berada
pada zona dengan curah hujan rata-rata tahunan
2.441 mm pertahun. Dengan kuantitas dan distribusi hujan seperti itu
maka, sesuai dengan klasifikasi iklim Schmidt – Ferguson, zona iklim lokasi
STPP Gowa dan sekitarnya dikelompokkan kedalam tipe iklim C (Agak Basah). Suhu udara rata-rata di lokasi Kebun
STPP Gowa dan sekitarnya berkisar antara 21,77oC (rata-rata
terendah) hingga 34,07oC (rata-rata tertinggi). Kelembaban udara
bulanan rata-rata di lokasi kegiatan dan sekitarnya mencapai titik tertinggi
pada bulan Februari dengan kelembaban
udara 83,61%, sedangkan kelembaban udara terendah sepanjang tahun dicapai pada
bulan September, dengan kelembaban udara nisbih 64,60%. Arah angin di lokasi
kegiatan dan sekitarnya umumnya mengarah ke Tenggara (Gambar 4), dengan
kecepatan berkisar antara 0,3 m/s – 3,1 m/s. Kecepatan rata-rata dominan adalah
0,3 m/s – 1,4 m/s (65,2%), diikuti oleh kecepatan rata-rata 1,4 m/s – 3,1 m/s
(31,4%).
2.3
Geologi
dan Geomorfologi
Lokasi STPP Gowa dan sekitarnya, adalah
merupakan daerah bergelombang, cenderung datar dengan kemiringan lereng <8%.
Karena itu, satuan morfologi daerah ini dikatagorikan sebagai satuan
geomorfologi dataran rendah dengan ketinggian (elevasi) kurang dari 25 m dpl. Stratigrafi Daerah sekitar STPP Gowa,
(Sukamto, 1982) disusun oleh Formasi (dari muda ke tua): Formasi Qac (Formasi
Quarter Alluvium Coastal); formasi ini terdiri dari kerikil, pasir, lempung,
lumpur dan batugamping koral yang terbentuk dalam lingkungan sungai, pantai dan
delta. Formasi Tpbv (Formasi Batuan Gunung Api Baturappe – Cindakko); formasi
ini terdiri dari lava, breksi, tuva dan conglomerat.
2.4 Topografi
Lokasi Kebun STPP Gowa dan sekitarnya
memiliki topografi datar hingga
bergelombang dengan kemiringan lereng < 3%. Kemiringan lereng yang mengarah
dari Selatan (Lokasi Bangunan Kampus) ke Utara dimana Danau STPP berlokasi
(Gambar 8), memiliki keuntungan dari sisi drainase dan ketersediaan air karena,
lokasi kampus akan relatif aman dari genangan air di musim hujan, sementara
Danau STPP yang merupakan reservoar penampung air hujan akan menampung air
larian (run off) yang dapat digunakan
untuk keperluan irigasi dimusim hujan.
Jika
dikaitkan dengan pemanfaatan lahan untuk berbagai tujuan, termasuk untuk
pengembangan berbagai komoditas pertanian maka, topografi datar-bergelombang
yang dimiliki lahan STPP Gowa, tergolong topografi yang sangat ideal. Hampir
semua jenis komoditas pertanian dapat direkomendasikan pengembangannya pada
topografi yang relatif datar karena relatif aman dari bahaya erosi. Berbeda
dengan lahan dengan topografi yang terjal, misalnya, tidak direkomendasikan
untuk tanaman pangan karena alasan mudahnya lahan tersebut tererosi, terutama
jika dijadikan lokasi budidaya tanaman pangan (semusim).
2.5 Jenis
Tanah
Tanah dilokasi penelitan di dominasi
oleh tanah dari Ordo Alfisols dengan berbagai Sub-Ordo dan Great Gorup. Pada
bagian landform yang lain, yakni pada bagian Barat dari Lahan STPP Gowa
dijumpai tanah dari Ordo Inceptisol, yang tersebar di sekitar lokasi Danau
STPP, dengan penggunaan lahan sebagai
sawah. Untuk lebih jelasnya, sebaran dari kedua jenis tanah utama yang dijumpai
di lokasi Kebun STPP Gowa, dapat dilihat pada Gambar 8 (Peta Tanah) dibawah
ini.
Gambar 1. Peta Jenis Tanah di Kebun STPP Gowa
2.6 Sifat Fisik dan Kimia Tanah
Hasil analisis sampel dari 2 (dua)
profil tanah dari Kebun STPP Gowa menunjukkan bahwa, tekstur tanah di lokasi
kebun tersebut didominasi oleh tekstur liat, meskipun pada Profil 2, lapisan
permukaannya memiliki tekstur yang relatif lebih kasar yakni lempung liat
berdebu (Tabel 8 dan Tabel 9).
Dari
sisi kimia, nampak bahwa pH tanah tergolong agak masam – netral, yang merupakan
pH tanah yang cukup ideal untuk pertumbuhan dan produksi berbagai jenis tanaman
pertanian. Meskipun demikian tanah di lokasi Kebun STPP Gowa, umumnya
dikatagorikan kurang subur. Hal ini diindikasikan oleh beberapa parameter
kesuburan tanah, misalnya, kandungan C-organik tanah di lokasi penelitian
umumnya tergolong rendah – sedang.
BAB
III
HASIL
EVALUASI
3.1 Hasil
Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Pangan
Tabel
1. Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman pangan
No
|
Tanaman
|
Tingkat
Kesesuaian Lahan
|
|
|
Aktual
|
Usaha
Perbaikan
|
Potensial
|
||
1
|
Padi
tada hujan
|
S2
|
-Pembuatan
irigasi/embung
-Penambahan
BO
-Pengapuran
|
S1
|
2
|
Padi
Irigasi
|
S2
|
Penambahan
BO dan Pengapuran
|
S1
|
3
|
Ubi
kayu
|
S2
|
Pembuatan
parit
|
S1
|
4
|
Ubi
jalar
|
S2
|
Pembuatan
parit
|
S1
|
5
|
Iles-iles
|
S1
|
-
|
S1
|
6
|
Hui
|
S2
|
Pembuatan
parit
|
S1
|
7
|
Padi
gogo
|
S1
|
-
|
S1
|
8
|
Padi
sawah lebak
|
S1
|
-
|
S1
|
9
|
Kacang
hijau
|
S3
|
-
|
S3
|
10
|
Kacang
Arab
|
S2
|
Kejenuhan
Basa
|
S1
|
Sumber: Data primer
yang telah diolah
3.2 Hasil
Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Hortikultura
Tabel
1. Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman Hortikultura
No
|
Tanaman
|
Tingkat
Kesesuaian Lahan
|
|
|
Aktual
|
Usaha
Perbaikan
|
Potensial
|
||
1
|
Pare
|
S1
|
-
|
S1
|
2
|
Petai
|
S1
|
-
|
S1
|
3
|
Pisang
|
S1
|
-
|
S1
|
4
|
Jeruk
|
S1
|
-
|
S1
|
5
|
Apel
|
S2
|
Tidak
dapat dilakukan perbaikan
|
S2
|
6
|
Alpukat
|
S2
|
Pembuatan
parit
|
S1
|
7
|
Mangga
|
S3
|
Pembuatan
parit, memperlebar jarak tanam
|
S2
|
8
|
Rambutan
|
S1
|
-
|
S1
|
9
|
Jambu
biji
|
S2
|
Pembuatan
parit, memperlebar jarak tanam
|
S1
|
10
|
Durian
|
S1
|
-
|
S1
|
Sumber: Data primer
yang telah diolah
3.3 Hasil
Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Perkebunan
Tabel
1. Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman Perkebunan
No
|
Tanaman
|
Tingkat
Kesesuaian Lahan
|
|
|
Aktual
|
Usaha
Perbaikan
|
Potensial
|
||
1
|
Karet
|
S2
|
Menurunkan
tingkat KB <35
|
S1
|
2
|
Kelapa
sawit
|
S1
|
-
|
S1
|
3
|
Kelapa
|
S1
|
-
|
S1
|
4
|
Kopi
robusta
|
S2
|
Memperlebar
jarak tanam
Menurunkan
sedikit pH tanah menjadi 5,3-6,0
|
S1
|
5
|
Cengkeh
|
S2
|
Penambahan
BO
|
S1
|
6
|
Melinjo
|
S2
|
Penambahan
BO, memperlebar jarak tanam
|
S1
|
7
|
Kina
|
S2
|
Tidak
dapat dilakukan perbaikan
|
S2
|
8
|
Kakao
|
S1
|
-
|
S1
|
9
|
Teh
|
S2
|
|
S2
|
10
|
Tebu
|
S1
|
-
|
S1
|
Sumber: Data primer
yang telah diolah
3.4 Hasil Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk
Tanaman Kehutanan
Tabel
1. Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman Kehutanan
No
|
Tanaman
|
Tingkat
Kesesuaian Lahan
|
|||
Aktual
|
F.Pembatas
|
Usaha
Perbaikan
|
Potensial
|
||
1
|
Akasia
|
S1
|
-
|
-
|
S1
|
2
|
Mahoni
|
S2
|
Kedalaman Tanah
|
Olah tanah
|
S1
|
3
|
Agathis
|
S1
|
-
|
-
|
S1
|
4
|
Altingia
E
|
S1
|
-
|
-
|
S1
|
5
|
Sengon
|
S1
|
-
|
-
|
S1
|
Sumber: Data primer
yang telah diolah
3.4 Hasil Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk
Tanaman Pakan
Tabel
1. Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman Kehutanan
No
|
Tanaman
|
Tingkat
Kesesuaian Lahan
|
|||
Aktual
|
F.Pembatas
|
Usaha
Perbaikan
|
Potensial
|
||
1
|
Rumput
Gaja
|
S2
|
Curah
hujan
|
-
|
S2
|
2
|
Setaria
|
S2
|
Curah
hujan
|
-
|
S2
|
3
|
Leguminosa
|
S2
|
Curah
Hujan
|
-
|
S2
|
4
|
Rumput
Jarum
|
S1
|
-
|
-
|
S1
|
5
|
Rumput
Raja
|
S1
|
-
|
-
|
S1
|
Sumber: Data primer
yang telah diolah
Hasil
evaluasi lahan diatas menggunakan prosedur kelas kesesuaian lahan aktual dam
kelas kessuiaan lahan potensial. Kelas lahan aktual menyatakan kesesuaian lahan
berdasarkan data hasil survei tanah atau sumber daya lahan yang belum mempertimbangkan
masukan-masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala atau faktor-faktor
pembatas hubungannya dengan persyaratan tumbuh tanaman. Kesesuaian lahan
potensial menyatakan keadaan lahan yang akan dicapai apabila dilakukan
usaha-usaha perbaikan. Usaha-usaha yang dilakukan perlu memperhatikan aspek
ekonominya. Perbaikan terhadap kendala-kendala dilakukan apabila secara
enonomis dapat mendatangkan keuntungan. Lahan yang dievaluasi dapat berupa
hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau lahan pertanian yang
produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk dapat
ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai.
Dari
hasil evaluasi diatas menunjukkan bahwa tanah di STPP Gowa sangat baik untuk ditanami
berbagai jenis tanaman baik itu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan maupun
tanaman untuk pakan ternak. Kebanyakan faktor pembatas adalah curah hujan namun
fattor tersebut juga kebanyakan hanya mempengaruhi sampai pada tahap kesesuaian
lahan S2. Tanah di lokasi bisa dikatakan tergolong kedalam lahan S1 namun pada
lokasi tersebut tidak terlalu subur sehingga di golongkan kedalam tanah S2,
namu jika dilakukan sedikit pengelolahan seperti pemberian BO maka tanah
tersebut sudah termasuk kedalan lahan S1 baik itu dilihat dari segi kesuburan,
iklim, ekonomi maupun budaya.
PENUTUP
Dari hasil evaluasi diatas
menunjukkan lahan tersebut sangat baik ditanami berbagai jenis tanaman baik itu
tanaman pangan, perkebunan, hortikultura maupun tanaman pakan ternak. Hal ini
terlihat jelas pada hasil evaluasi yang telah dilakukan dimana nrata-rata
tanaman dengan kesesuaian lahan S1. Oleh karena itu sebaiknya lahan tersebut
dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
Untuk pengamatan kesesuaian lahan berikutnya mungkin bisa
dilakukan sebuah pengamatan yang lebih spesifik terhadap dua atau satu komoditi
yang ditinjau dari segi ekonomi dan kesesuaiannya. Hal ini dimaksudkan agar
pemanfaatan lahan tersebut lebih maksimal, sehingga lahan tersebut bukan hanya
dimanfaatkan sebagai kebun percobaan tetapi juga bisa dimanfaatkan sebagai
lahan yang bersifat ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar