Jumat, 16 November 2018

Laporan Praktikum Evaluasi Kesesuaian Lahan STPP Gowa, Kecamatan Bonto Marannu, Kabupaten Gowa


Laporan praktikum
Survey Tanah dan Evaluasi Lahan



Evaluasi Kesesuaian Lahan STPP Gowa, Kecamatan Bonto Marannu, Kabupaten Gowa




Nama               :  Yohanis Sarma
NIM                :  G 111 15 536

                                     
\

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018








BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Evaluasi lahan merupakan proses penilaian potensi lahan untuk bermacam-macam alternatif penggunaan. Evaluasi kesesuaian lahan sangat fleksibel, tergantung pada keperluan kondisi wilayah yang hendak dievaluasi. Usaha-usaha perbaikan yang dilakukan terhadap lahan akan memberikan gambaran tentang penggunaan lahan secara optimal guna meningkatkan produktivitas lahan.
Penggunaan lahan yang kurang sesuai akan berakibat pada berbagai sektor yang ujungnya akan menimbulkan kerugian, apalagi dengan penggunaan lahan dalam skalah yang besar. Pada lokasi STPP Gowa adalah lokasi yang cukup strategis untuk lahan pertanian, namun untuk mendapatkan hasil yang maksimal kita harus memanfaatkannya dengan benar dan sesuai. Beberapa sistem evaluasi lahan yang telah banyak dikembangkan dengan menggunakan berbagai pendekatan, yaitu ada yang dengan sistem perkalian parameter, penjumlahan, dan sistem matching atau mencocokkan antara kualitas dan sifat-sifat lahan.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan tindakan evaluasi lahan pada lokasi yang telah ditentukan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan, agar hasil yang didapatkan bisa maksimal.
1.2     Tujuan dan Kegunaan
          Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuai lahan dan jenis penggunaannya pada kebun percobaan STPP Gowa dan berguna sebagai sumber informasi untuk memanfaatkan lokasi tersebut secara maksimal dan sesuai.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1     Keadaan Geografis
          Kabupaten Gowa berada pada 12°38.16' Bujur Timur dari Jakarta dan 5°33.6' Bujur Timur dari Kutub Utara. Sedangkan letak wilayah administrasinya antara 12°33.19' hingga 13°15.17' Bujur Timur dan 5°5' hingga 5°34.7' Lintang Selatan dari Jakarta. Kabupaten yang berada pada bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan ini berbatasan dengan 7 kabupaten/kota lain, yaitu di sebelah Utara berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Maros. Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, Bulukumba, dan Bantaeng. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan Jeneponto sedangkan di bagian Barat berbatasan dengan Kota Makassar dan Takalar.
2.2     Keadaan Iklim
          Lokasi STPP Gowa yang berlokasi di Kecamatan Bonto Marannu, Kabupaten Gowa, berada pada zona dengan curah hujan rata-rata tahunan 2.441 mm pertahun. Dengan kuantitas dan distribusi hujan seperti itu maka, sesuai dengan klasifikasi iklim Schmidt – Ferguson, zona iklim lokasi STPP Gowa dan sekitarnya dikelompokkan kedalam tipe iklim C (Agak Basah). Suhu udara rata-rata di lokasi Kebun STPP Gowa dan sekitarnya berkisar antara 21,77oC (rata-rata terendah) hingga 34,07oC (rata-rata tertinggi). Kelembaban udara bulanan rata-rata di lokasi kegiatan dan sekitarnya mencapai titik tertinggi pada bulan Februari  dengan kelembaban udara 83,61%, sedangkan kelembaban udara terendah sepanjang tahun dicapai pada bulan September, dengan kelembaban udara nisbih 64,60%. Arah angin di lokasi kegiatan dan sekitarnya umumnya mengarah ke Tenggara (Gambar 4), dengan kecepatan berkisar antara 0,3 m/s – 3,1 m/s. Kecepatan rata-rata dominan adalah 0,3 m/s – 1,4 m/s (65,2%), diikuti oleh kecepatan rata-rata 1,4 m/s – 3,1 m/s (31,4%).
2.3         Geologi dan Geomorfologi
          Lokasi STPP Gowa dan sekitarnya, adalah merupakan daerah bergelombang, cenderung datar dengan kemiringan lereng <8%. Karena itu, satuan morfologi daerah ini dikatagorikan sebagai satuan geomorfologi dataran rendah dengan ketinggian (elevasi) kurang dari 25 m dpl.  Stratigrafi Daerah sekitar STPP Gowa, (Sukamto, 1982) disusun oleh Formasi (dari muda ke tua): Formasi Qac (Formasi Quarter Alluvium Coastal); formasi ini terdiri dari kerikil, pasir, lempung, lumpur dan batugamping koral yang terbentuk dalam lingkungan sungai, pantai dan delta. Formasi Tpbv (Formasi Batuan Gunung Api Baturappe – Cindakko); formasi ini terdiri dari lava, breksi, tuva dan conglomerat.

2.4     Topografi
Lokasi Kebun STPP Gowa dan sekitarnya memiliki topografi  datar hingga bergelombang dengan kemiringan lereng < 3%. Kemiringan lereng yang mengarah dari Selatan (Lokasi Bangunan Kampus) ke Utara dimana Danau STPP berlokasi (Gambar 8), memiliki keuntungan dari sisi drainase dan ketersediaan air karena, lokasi kampus akan relatif aman dari genangan air di musim hujan, sementara Danau STPP yang merupakan reservoar penampung air hujan akan menampung air larian (run off) yang dapat digunakan untuk keperluan irigasi dimusim hujan.
Jika dikaitkan dengan pemanfaatan lahan untuk berbagai tujuan, termasuk untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian maka, topografi datar-bergelombang yang dimiliki lahan STPP Gowa, tergolong topografi yang sangat ideal. Hampir semua jenis komoditas pertanian dapat direkomendasikan pengembangannya pada topografi yang relatif datar karena relatif aman dari bahaya erosi. Berbeda dengan lahan dengan topografi yang terjal, misalnya, tidak direkomendasikan untuk tanaman pangan karena alasan mudahnya lahan tersebut tererosi, terutama jika dijadikan lokasi budidaya tanaman pangan (semusim).
2.5     Jenis Tanah
Tanah dilokasi penelitan di dominasi oleh tanah dari Ordo Alfisols dengan berbagai Sub-Ordo dan Great Gorup. Pada bagian landform yang lain, yakni pada bagian Barat dari Lahan STPP Gowa dijumpai tanah dari Ordo Inceptisol, yang tersebar di sekitar lokasi Danau STPP,  dengan penggunaan lahan sebagai sawah. Untuk lebih jelasnya, sebaran dari kedua jenis tanah utama yang dijumpai di lokasi Kebun STPP Gowa, dapat dilihat pada Gambar 8 (Peta Tanah) dibawah ini.


Gambar 1. Peta Jenis Tanah di Kebun STPP Gowa
2.6     Sifat Fisik dan Kimia Tanah
Hasil analisis sampel dari 2 (dua) profil tanah dari Kebun STPP Gowa menunjukkan bahwa, tekstur tanah di lokasi kebun tersebut didominasi oleh tekstur liat, meskipun pada Profil 2, lapisan permukaannya memiliki tekstur yang relatif lebih kasar yakni lempung liat berdebu (Tabel 8 dan Tabel 9).
Dari sisi kimia, nampak bahwa pH tanah tergolong agak masam – netral, yang merupakan pH tanah yang cukup ideal untuk pertumbuhan dan produksi berbagai jenis tanaman pertanian. Meskipun demikian tanah di lokasi Kebun STPP Gowa, umumnya dikatagorikan kurang subur. Hal ini diindikasikan oleh beberapa parameter kesuburan tanah, misalnya, kandungan C-organik tanah di lokasi penelitian umumnya tergolong rendah – sedang.





BAB III
HASIL EVALUASI
3.1       Hasil Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Pangan
Tabel 1. Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman pangan
No
Tanaman
Tingkat Kesesuaian Lahan

Aktual
Usaha Perbaikan
Potensial
1
Padi tada hujan
S2
-Pembuatan irigasi/embung
-Penambahan BO
-Pengapuran
S1
2
Padi Irigasi
S2
Penambahan BO dan Pengapuran
S1
3
Ubi kayu
S2
Pembuatan parit
S1
4
Ubi jalar
S2
Pembuatan parit
S1
5
Iles-iles
S1
-
S1
6
Hui
S2
Pembuatan parit
S1
7
Padi gogo
S1
-
S1
8
Padi sawah lebak
S1
-
S1
9
Kacang hijau
S3
-
S3
10
Kacang Arab
S2
Kejenuhan Basa
S1
Sumber: Data primer yang telah diolah

3.2       Hasil Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Hortikultura
Tabel 1. Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman Hortikultura
No
Tanaman
Tingkat Kesesuaian Lahan

Aktual
Usaha Perbaikan
Potensial
1
Pare
S1
-
S1
2
Petai
S1
-
S1
3
Pisang
S1
-
S1
4
Jeruk
S1
-
S1
5
Apel
S2
Tidak dapat dilakukan perbaikan
S2
6
Alpukat
S2
Pembuatan parit
S1
7
Mangga
S3
Pembuatan parit, memperlebar jarak tanam
S2
8
Rambutan
S1
-
S1
9
Jambu biji
S2
Pembuatan parit, memperlebar jarak tanam
S1
10
Durian
S1
-
S1
Sumber: Data primer yang telah diolah

3.3       Hasil Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Perkebunan
Tabel 1. Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman Perkebunan
No
Tanaman
Tingkat Kesesuaian Lahan

Aktual
Usaha Perbaikan
Potensial
1
Karet
S2
Menurunkan tingkat KB <35
S1
2
Kelapa sawit
S1
-
S1
3
Kelapa
S1
-
S1
4
Kopi robusta
S2
Memperlebar jarak tanam
Menurunkan sedikit pH tanah menjadi 5,3-6,0
S1
5
Cengkeh
S2
Penambahan BO
S1
6
Melinjo
S2
Penambahan BO, memperlebar jarak tanam
S1
7
Kina
S2
Tidak dapat dilakukan perbaikan
S2
8
Kakao
S1
-
S1
9
Teh
S2

S2
10
Tebu
S1
-
S1
Sumber: Data primer yang telah diolah

3.4       Hasil Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kehutanan 
Tabel 1. Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman Kehutanan
No
Tanaman
Tingkat Kesesuaian Lahan
Aktual
F.Pembatas
Usaha Perbaikan
Potensial
1
Akasia
S1
-
-
S1
2
Mahoni
S2
Kedalaman  Tanah
Olah tanah
S1
3
Agathis
S1
-
-
S1
4
Altingia E
S1
-
-
S1
5
Sengon
S1
-
-
S1
Sumber: Data primer yang telah diolah




3.4       Hasil Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Pakan         
Tabel 1. Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman Kehutanan
No
Tanaman
Tingkat Kesesuaian Lahan
Aktual
F.Pembatas
Usaha Perbaikan
Potensial
1
Rumput Gaja
S2
Curah hujan
-
S2
2
Setaria
S2
Curah hujan
-
S2
3
Leguminosa
S2
Curah Hujan
-
S2
4
Rumput Jarum
S1
-
-
S1
5
Rumput Raja
S1
-
-
S1
Sumber: Data primer yang telah diolah

                Hasil evaluasi lahan diatas menggunakan prosedur kelas kesesuaian lahan aktual dam kelas kessuiaan lahan potensial. Kelas lahan aktual menyatakan kesesuaian lahan berdasarkan data hasil survei tanah atau sumber daya lahan yang belum mempertimbangkan masukan-masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala atau faktor-faktor pembatas hubungannya dengan persyaratan tumbuh tanaman. Kesesuaian lahan potensial menyatakan keadaan lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Usaha-usaha yang dilakukan perlu memperhatikan aspek ekonominya. Perbaikan terhadap kendala-kendala dilakukan apabila secara enonomis dapat mendatangkan keuntungan. Lahan yang dievaluasi dapat berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau lahan pertanian yang produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk dapat ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai.
                Dari hasil evaluasi diatas menunjukkan bahwa tanah di STPP Gowa sangat baik untuk ditanami berbagai jenis tanaman baik itu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan maupun tanaman untuk pakan ternak. Kebanyakan faktor pembatas adalah curah hujan namun fattor tersebut juga kebanyakan hanya mempengaruhi sampai pada tahap kesesuaian lahan S2. Tanah di lokasi bisa dikatakan tergolong kedalam lahan S1 namun pada lokasi tersebut tidak terlalu subur sehingga di golongkan kedalam tanah S2, namu jika dilakukan sedikit pengelolahan seperti pemberian BO maka tanah tersebut sudah termasuk kedalan lahan S1 baik itu dilihat dari segi kesuburan, iklim, ekonomi maupun budaya.





PENUTUP
            Dari hasil evaluasi diatas menunjukkan lahan tersebut sangat baik ditanami berbagai jenis tanaman baik itu tanaman pangan, perkebunan, hortikultura maupun tanaman pakan ternak. Hal ini terlihat jelas pada hasil evaluasi yang telah dilakukan dimana nrata-rata tanaman dengan kesesuaian lahan S1. Oleh karena itu sebaiknya lahan tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
            Untuk pengamatan kesesuaian lahan berikutnya mungkin bisa dilakukan sebuah pengamatan yang lebih spesifik terhadap dua atau satu komoditi yang ditinjau dari segi ekonomi dan kesesuaiannya. Hal ini dimaksudkan agar pemanfaatan lahan tersebut lebih maksimal, sehingga lahan tersebut bukan hanya dimanfaatkan sebagai kebun percobaan tetapi juga bisa dimanfaatkan sebagai lahan yang bersifat ekonomi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar