Dasar-Dasar Ilmu Tanah
PROFIL TANAH
DISUSUN OLEH:
NAMA : Yohanis Sarma
NIM : G111 15 536
KELAS/KELOMPOK : DDIT E / 14
ASISTEN :
Magfirah Djamaluddin
LABORATORIUM KIMIA DAN KESUBURAN TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang
telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan
erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karna interaksi antara,
hidrosfer,atmosfer,litosfer dan biosfer ini adalah campuran dari konstituen
mineral dan organik yang dalam keadaan padat,gas, dan cair (Susanto 2015).
Fungsi utama tanah
adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari
hasil pelapukan batuan induk menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses
pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh
mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur
tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan
berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka
akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan
biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang
terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa
disebut profil tanah (Hanafiah 2014).
Dengan kata lain,
profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan
susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk
dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh
perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena
pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air
Berdasarkan uraian
diatas, maka pengamatan profil tanah
perlu di lakukan
mengingat
besarnya manfaat tanah bagi kehidupan kita sehari-hari serta terdapatnya
berbagai jenis tanah yang memiliki jenis penggunaan yang berbeda sekaligus
dalam langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah.
1.2 Tujuan dan
Kegunaan
Tujuan praktikum ini adalah pengamatan langsung di
lapangan mengenai profil tanah dan untuk mengamati lapisan-lapisan tanah dan manfaat
praktikum adalah sebagai bahan informasi dan merupakan bahan perbandingan
antara materi kuliah dan praktikum yang dilakukan di lapangan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Profil Tanah
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari
lapisan paling atas ke batuan induk tanah, yang biasanya terdiri dari
horizon-horizon O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih di pengaruhi
cuaca disebut solum tanah. Horizon O-A disebut horizon tanah atas dan horizon
E-B disebut lapisan tanah bawah (Hanafiah 2014).
Apabila kita menggali
lubang pada tanah, maka kalau kita perhatikan dengan teliti pada masing-masing
sisi lubang tersebut akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang mempunyai sifat
yang berbeda-beda. Di suatu tempat ditemukan lapisan pasir berselang-seling
dengan lapisan liat, lempung atau debu, sedang di tempat lain ditemukan tanah
yang semuanya terdiri dari liat, tetapi di lapisan bawah berwarna kelabu dengan
bercak-bercak merah, di bagian tengah berwarna merah, dan lapisan atasnya
berwarna kehitam-hitaman (Maidhal 1993).
Definisi lain dari profil tanah
yaitu urutan-urutan horizon tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang dianggap
sejajar dengan permukaan tanah. Profil tanah dipelajari dengan mengenali tanah
dengan lubang vertikal ke lapisan paling bawah. Warna, tekstur, ketebalan
horizon dan kedalaman solum, sifat perakaran atau konkresi merupakan
sifat-sifat penting tanah yang selanjutnya menjadi parameter pengukuran profil
tanah (Tim Asisten dan Dosen, 2015).
2.2 Sifat Tanah
2.2.1 Sifat fisik Tanah
a.Tekstur
Yang dimaksud dengan tekstur tanah yaitu besar
kecilnya butiran-butiran tanah, dimana tekstur ini dapat kita bedakan jadi tiga
kelas yaitu tanah pasir, lempung dan tanah liat. Tekstur tanah yang baik adalah
tanah lempung dengan perbandingan antara pasir, debu dan tanah liat harus sama,
sehingga tanah tidak terlalu lepas dan tidak terlalu lekat (Maidhal 1993).
Berdasarkan teksturnya
maka tanah digolongkan menjadi: Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir
berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau
pasir berlempung. Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang
mengandung minimal 37,5% liat atau
bertekstur liat, liat berdebuhatau liat berpasir. Tanah bertekstur sedang
terdiri dari tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar. Tanah bertekstur sedang
meliputi yang bertekstur lempung berpasir sangat halus dan lempung, lempung
berdebuh. Tanah bertekstur sedang tetapi agak halus (Hanafiah 2014).
b. Struktur
Struktur tanah adalah penyusun antar partikel tanah
primer dan bahan organik serta oksida, membentuk agregat sekunder. Tanah
dikatakan memiliki struktur lepas butir, bila butir-butir tanah letaknya
berderai atau terlepas satu sama lainnya, sedangkan tanah berstruktur remah
bila butir-butir tanah berkumpul membentuk semacam kerak roti. Dan struktur
remah merupakan struktru tanah yang paling baik untuk dijadikan sebagai tanah
pertanian. Tanah yang berstruktur gumpal ditandai dengan butir2 tanah melekat
sangat rapat satu sama lain (Susanto 2005).
c.Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah merupakan ketahanan tanah terhadap
tekanan gaya-gaya dari luar, yang merupakan indikator derajat manifestasi
kekuatan dan corak gaya-gaya fisik yang bekerja pada tanah selaras dengan
tingkat kejenuhan airnya (Hanafiah 2014).
d. Temperatur Tanah
Temperatur tanah mempunyai peranan penting dalam
perkecambahan dan pertumbuhan tanaman tingkat tinggi, aktivitas organisme
tanah, pelapukan, dekomposisi dan humufikasi bahan organik, srtuktur, air tanah
dan udara tanah. Kehilangan panas terjadi melalui radiasi permukaan tanah.
Kehilangan ini tergantung pada musim panas, siang hari, warna tanah dan
kandungan lengas (Susanto 2005).
e.Warna Tanah
Warnah
tanah merupakan salasatu ciri tanah yang jelas dan paling menonjol sehingga
muda terlihat dan sering digunakan dalam memerikan dari pada ciri tanah lain,
kususnya orang awam. Warna tanah tidak secara langsung mempengaruhi pertumbuhan
tanaman, tetapi tak langsung melalui daya pengaruhnya atas suhu dan legas tanah
(Susanto 2015).
2.2.2 Sifat Kimia Tanah
Komponen kimia tanah berperan terbesar dalam
menentukan sifat dan ciri tanah. Bahan aktif dari tanah yang berperan dalam
menjerap dan mempertukarkan ion adalah bahan yang berada dalam bentuk koloid,
yaitu liat dan bahan organik kedua bahan koloid ini berperan langsung atau
tidak langsung dalam mengatur dan menyediakan hara bagi tanaman. Pada umumnya
reaksi-reaksi yang terjadi didalam tanah tanah diimbas oleh tindakan faktor
tertentu (Susanto 2005).
1. Pertukaran Ion
Pertukaran ion berperan dalam penilaian tingkat
kesuburan tanah. Koloid tanah yang berperan aktif dalam proses pertukaran dan
jerapan ion adalah kaloid anorganik dan kaloid organik. Bahan-bahan tersebut
mempunyai permukaan spesifik tinggi. Proses pertukaran dalam fraksi debu (2-50
µm) kemungkinan sangat rendah, sedangkan pada fraksi pasir (2µm-2mm) tidak
terjadi sama sekali (Susanto 2005).
2. Reaksi Tanah
Reaksi tanah diukur dan ditulis dengan pH,
sama dengan –log [
],
berkisar antara
sampai
mol/liter. Makin tinggi konsentrasi ion H,
makin rendah pH tanah dan makin asam reaksi tanah. Pada umumnya keasaman tanah dibedakan atas
asam, netral dan basah. Ion
dihasilkan oleh kelompok organik yang
dibedakan atas: kelompok karboksil R-COOH dan kelompok fenol R-OH
, hidrat
,
oksidasi senyawa suatu penggunaan pupuk yang bereaksi asam (Susanto 2005).
2.3. Faktor Pembentuk
Tanah
Lapisan-lapisan pembentukan tanah ditentukan pada
ketebalan solum tanah (medium bagi pertumbuhan tanaman) yang diukur
ketebalannya mulai dari lapisan batu-batuan sampai kepermukaan tanah. Setelah
diketahui solum tanah itu kemudian
ditentukan pada ketebalan solum tanah itu kemudian ditentukan tebalnya lapisan
atas tanah dan lapisan bawahnya satu sama lainnya akan menunjukkan perbedaan
yang mencolok. Lapisan atas top soil
merupakan tanah yang relatif subur dibandingkan subsoil karena banyak
mengandung bahan organik dan biasanya merupakan lapisan olah tanah bagi
pertanian yang memungkinkan dapat
terjadi keberhasilan usaha penanaman diatasnya (Foth.H.D, 1999).
Dalam faktor pembentukan tanah,dibedakan atas dua golongan yaitu faktor
pembentuk tanah secara pasif dan faktor pembentuk tanah secara aktif. Faktor pembentuk tanah secara pasif adalah
bagian-bagian yang menjadi sumber massa dan keadaan yang mempengaruhi massa
yang meliputi bahan induk,topografi dan waktuatau umur. Sedangkan faktor
pembentuk tanah secara aktif adalah faktor yang menghasilkan energi yang
bekerja pada massa tanah yaitu iklim dan makhluk hidup (Foth H.D 1999) .
1. Bahan Induk
Bahan induk adalah batuan yang padu dan tak padu
yang mengandung mineral dan terdapat dipermukaan bumi. Sedikit tanah yang
berkembang secara langsung dari batuan di bawahnya. Kebanyakan tanah berkembang
dari bahan-bahan dari tempat lain. Oleh karena batuan tersusun atas
mineral-mineral yang beragam serta berbeda ketahanannya terhadap pelapukan,
maka mineralogi bahan induk sangat berpengaruh atas laju perkembangan tanah,
tipe produk pelapukan, komposisi mineral
dari tanah, dan kesuburan kimia tanah.
Konsolidasi dan ukuran partikel bahan induk juga berpengaruh atas permeabilitas
air (Susanto 2005).
2. Topografi
Topografi miring mempergiat berbagai proses erosi
air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah. Ada tiga cara topografi mengubah
tanah yaitu mempengaruhi jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam
tanah sehingga sangat mempengaruhi kelembaban, mempengaruhi kecepatan
perpindahan tanah yang diakibatkan oleh erosi, mengarahkan gerakan bahan-bahan
dalam suspensi atau larutan dari daerah yang satu ke daerah yang lain
(Foth.H.D, 1999).
3. Waktu
Periode pembentukan akan menentukan jenis dan sifat
tanah yang terbentuk disuatu kawasan, karena waktu memberikan kesempatan kepada
empat faktor pebentukan tanah untuk mempengaruhi proses-proses pembentukan
tanah. Tahap awal terjadi pencampuran bahan organik dan perubahan kimia dan
mineralogi pada bahan induk, selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika
tanah, sehingga membentuk horison yang jelas, hingga dapat mencapai keadaan steady state, yaitu keadaan tanah yang
tidak berubah dalam waktu yang lama (Hanafiah 2014).
4. Iklim
Iklim adalah rata-rata cuaca semua energi untuk
membentuk tanah datang dari matahari berupa penghancuran secara radio aktif
yang menghasilkan gaya dan panas. Enegi matahari menyebabkan terjadinya
fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan gerakan angin menyebabkan transvirasi
dan evaforasi (keduanya disebut evafotranspirasi). Akibat langsung dari gerakan
angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan secara tidak
langsung berupa pemindahan panas. Komponen iklim yang utama adalah curah hujan
dan suhu (Hanafiah 2014).
5. Organisme Hidup
Fungsi utama organisme hidup adalah untuk menyediakan
bahan organik bagi tanah. Humus akan menyediakan nutrien dan membantu menahan
air. Diantara berbagai organisme vegetasi atau mikroflora merupakan yang paling
berperan penting dalam mempengaruhi proses perkembangan tanah, karena merupakan
sumber utama biomas atau bahan organik tanah (Hanafiah 2014).
III. METODOLOGI
3.1
Letak Astronomis dan Geografis
Berdasarkan letak astronomi pengamatan
profil tanah ini terletak pada koordinat
BT=05o 07’10,9”dan 119o28’13,1” LS. Berdasarkan letak
geografisnya, sebelah utara terdapat kebun, sebelah selatan berbatasan dengan
pemukiman warga, sebelah barat terdapat irigasi, dan timur berbatasan dengan
jalan.
3.2 Letak Administrasi
3.2.1.
Topografi
Keadaan topografi tempat pengamatan profil yaitu datar dan
dengan kemiringan berkisar 3-5%.
3.2.2.
Vegetasi
Vegetasi pada lokasi pengambilan sampel tanah berupa
pohon pisang dan tanaman liar lainnya.
3.2.3. Iklim
Keadaan iklim sangat berpengaruh pada saat
pengambilan profil, dimana curah hujannya berkisar antara 800-2500 mm/tahun
3.2.4. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan pada tempat pengambilan profil
yaitu sebagai tempat pembuangan sampah.
3.3 Waktu dan Tempat
Praktikum
dilaksanakan di Teaching Farm Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin
Makassar, pada hari sabtu, 10 Oktober 2015 Pukul 14.00 WITA. Adapun pengamatan dilaksanakan
pada hari minggu, 11 Oktober 2015 pukul 07.30.
3.4
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan yaitu cangkul, skop,
linggis, cutter atau pisau, parang, meteran, ring sampel, lakban, kantong
plastik gula, label. Adapun bahan yang digunakan dalam pengamatan profil tanah
yaitu air dan sampel tanah
3.5 Prosedur Kerja
3.5.1
Penggalian profil
1. Menggali tanah dilakukan dengan
alat bantu cangkul, sekop dan linggis.
2. Menggali sedalam 1,5 meter
sampai mencapai beberapa lapisan tanah, luas profil dengan panjang 2 meter dan
lebar 1,5 meter.
3.5.2 Pengambilan Sampel
Tanah Utuh
1. Meratakan dan membersikan lapisan akan yang
diambil, kemudian letakkan ring sampel tegak lurus pada lapisan tanah tersebut.
2. Menekan ring sampel sampai ¾ bagiannya sampai
kedalam tanah.
3. Menggali
ring sampel beserta tanah didalamnya dengan pisau.
4. Meratakan permukaan ring.
5.
Menutup dan simpan ring sampel didalam plastik.
3.4.3
Pengambilan Contoh Tanah Terganggu
1. Mengambil tanah dengan sendok atau pisau sesuai
dengan lapisan yang akan diambil.
2. Masukkan kedalam kantong plastik yang sudah
diberi label.
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh di
lapangan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Hasil
Pengamatan Profil Tanah
Parameter pengamatan
|
Lapisan
|
||
I
|
II
|
III
|
|
Kedalaman Lapisan (cm)
|
0-25
|
25-50
|
50-75 cm
|
Batasan Lapisan
|
berombak
|
berangsur
|
berangsur
|
Topografi Batasan
Lapisan
|
Berombak
|
Berombak
|
berombak
|
Warna (Munsell)
|
7,5 YR 3/2,
Drak Brown
|
7,5 YR
4/6,
Strong Brown
|
10 YR
4/6,
Dark Yellow Brown
|
Tekstur
|
Liat berpasir
|
Lempung
|
Lempung berliat
|
Struktur
|
blocky
|
granular
|
blocky
|
Konsistensi
|
Kering
|
kering
|
kering
|
Karatan
|
-
|
Fe
|
-
|
4.2
Pembahasan
Berdasarkan pada tabel di atas, terlihat bahwa
setiap tanah mempunyai horison-horison yang berbeda. Lapisan I pada profil mempunyai
kedalaman lapisan 25 cm, topografi batas lapisan tegas, dengan tekstur lempung
berpasir, struktur bloky, konsistensi
kering, dan berwarna Drak Brown.
Lapisan ke 2 pada profil mempunyai
kedalaman lapisan 25-50 cm, topografi batas lapisan tidak teratur atau
bergelombang, dengan tekstur lempung, struktur bloky, konsistensi tanahnya kring dan berwarna Strong Brown. Lapisan ke 3 pada
profil mempunyai kedalaman lapisan 50-75
cm, topografi batas lapisan tidak teratur atau bergelombang, dengan tekstur
lempung, struktur bloky, pori-pori
tanahnya berukuran sedang dan berwarna Drak
Yellow Brown
Berdasarkan hasil yang
diperoleh dari pengamatan profil diatas, bahwa setiap lapisan memiliki kedalaman
dan batas lapisan yang hampir sama. Pada lapisan pertama kedalamannya 0- 25 cm,
ada lapisan kedua kedalamannya sekitar 25-50 cm dan lapiasan ketiga 50-75 cm. Hal ini didukung oleh Hanafiah (2014) yang
mengatakan bahwa lapisan tanah atas
memiliki ketebalan solum sekitar 20 sampai 35 cm.
Dilihat dari batas tiap
lapisan tanah menunjukkan perbedaan antara lapisan satu dengan yang lain
terlihat jelas, pada lapisan satu berombak sedangkan pada lapisan kedua dan
ketiga batas lapisannya berangsur. Adanya batasan dan topografi lapisan ini
sesuai dengan Susanto (2005) yang menyatakan bahwa lapisan-lapisan yang
terbentuk pada profil tanah dapat dikatakan tidak selamanya tegas dan nyata tetapi
kerap kali batas-batasnya agak kabur atau berangsur .
Dilihat dari
konsistensi tanah yang semua lapisan berkonsistensi kering, hal ini dapat
dilihat saat tanah tersebut sangat susah dipecah dengan menggunakan tangan. hal
ini sesuai dengan pendapat Susanto (2005) yang mengemukakan bahwa tanah
berkonsistensi kering yang sangat keras massa tanahnya sangat tahan terhadap
tekanan sehingga cukup sulit dipecah dengan tangan.
Dilihat dari tiap warna
tanah menunjukkan bahwa pada tiap lapisan berbeda. Perbedaan antara lapisan
satu dengan yang lain terlihat jelas dan nyata , pada lapisan kedua warna tanahnya
berbeda dengan lapisan satu dan tiga, begitu juga dengan lapisan satu dan tiga.
Lapisan satu berwarna agak gelap karena mengandung bahan organik sedangkan
lapisan dibawanya sudah mulai terang karena bahan organiknya makin berkurang
karena telah megalami pencucian Hal ini sesuai dengan pendapat (Hanafiah 2014)
yang menyatakan bahwa tanah yang berwarna gelap berarti mengandung bahan
organik sedangkan tanah yang berwarna terang atau pucat berbahan organik
rendah.
Jika
dilihat pada kandungan karatan dalam tanah pada tabel diatas, mengandung besi
(Fe) dan mangan (Mn). Hal ini menunjukkan bahwa tanah tersebut perna tergenang
air kemudian mengalami kekeringan hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah
(2014) yang mengemukakan bahwa karatan merupakan warna hasil pelarutan dan
pergerakan beberapa komponen tanah,kususnya besi (Fe) dan mangan (Mn), selama
musim hujan dan kemudian mengalami presipitasi (pengendapan) dan deposisi
(perubahan posisi) ketika tanah mengalami kekeringan.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum maka dapat
disimpulkan bahwa Lapisan I pada profi
mempunyai kedalaman lapisan 25 cm, topografi batas lapisan tidak teratur atau
bergelombang,tekstur lempung, struktur keras, pori-pori sedang dan berwarna Drak Brown. Lapisan 2
mempunyai kedalaman 25 sampai 45 cm, topografi batas lapisan tidak teratur atau
bergelombang, tekstur lempung, struktur keras, pori-pori sedang dan berwarna
Strong Brown. Lapisan 3 mempunyai
kedalaman lapisan 45 sampai 75 cm, topografi batas lapisan tidak teratur atau
bergelombang, dengan tekstur lempung, struktur sedang, pori-pori berukuran
sedang dan berwarna Drak Yellow Brown.
5.2 Saran
Melihat keadaan profil tanah yang di ambil terlihat bahwa tanahnya sangat
keras dan tidak bisa digunakan sebagai lahan pertanian. Agar penggunaan tanah tersebut
intensif maka sebaiknya dilakukan pengadaan pengairan (irigasi) mengingat
sekarang adalah musim kemarau, agar dapat digunakan atau dimanfaatkan kembali
sebagai tempat untuk menanam berbagai jenis tanaman yang dapat memberikan
keuntungan. Selain itu, juga dapat dilakukan penyuluhan di sekitar wilayah
tersebut tentang jenis tanaman apa yang sesuai dengan jenis tanah disana agar
tidak terjadi kesenjangan penanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Foth,H.D dan L.N.Turk .1999. Fundamental of soils science.
New York:fifth Ed.John.waley&soil.
Gusli, S. 2015. Penuntun
Praktikum Dasar-dasar Ilmu tanah. Makassar: Fakultas Pertanian Universitas
Hasanuddin Makassar.
Hanafiah,
K.A. 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah.
Jakarta: Rajawali Pers.
Maidhal, 1993. Skripsi “Perbandingan sifat fisika tanah lapisan atas oxisol di dataran tinggi dan dataran rendah”.
Universitas Andalas Fakultas Pertanian. Padang.
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius.
LAMPIRAN
1.Penggalian Profil Tanah
2. Pengukuran profil tanah
3. Pengambilan sampel
tanah terganggu
4. Pengambilan sampel tanah tidak terganggu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar