Laporan
Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
POROSITAS TANAH
DISUSUN OLEH:
NAMA : Yohanis Sarma
NIM : G111 15 536
KELAS/KELOMPOK : DDIT E / 14
ASISTEN :
Magfirah Djamaluddin
LABORATORIUM KIMIA DAN KESUBURAN TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tanah
ditemukan di mana-mana di sekitar kita dan mempunyai arti yang sangat penting
bagi kehidupan manusia. Kebanyakan orang
tidak pernah berusaha menentukan apakah tanah itu, darimana asal dan sifatnya. Mereka tidak memperhatikan bagaimana tanah di
suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain. Pasti sedikit saja atau
bahkan tidak mungkin ada di antara kita yang mengetahui sebab perbedaan ini.
Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori. Ruang
pori-pori ini penting oleh karena ruang-ruang ini diisi oleh air dan udara. Air
dan udara (gas-gas) juga bergerak melalui ruang pori-pori ini. Jadi, penyediaan
air untuk pertumbuhan tanaman dan jumlah air yang bergerak melalui tanah
berkaitan sangat erat dengan jumlah dan ukuran pori-pori tanah (Sutedjo, 1987).
Kondisi fisik tanah sangat menentukan aerase, drainase,
dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga berpengaruh oleh sifat kimia dan
biologi tanah, di mana sifat-sifat fisik tanah tergantung pada jumlah, ukuran,
bentuk, susunan, dan komposisi mineral dari partikel-partikel tanah, macam dan
jumlah bahan organik, volume dan bentuk pori-pori pada waktu tertentu. Beberapa sifat
fisik yang sangat penting adalah bulk density,
Particle Density, dan Porositas.
Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh lebih
ringan daripada bahan mineral. Di samping itu bahan organik tanah dapat
memperbesar porositas tanah. Berat dan ruang pori-pori tanah
bervariasi dari satu horizon ke horizon yang lain, sama halnya dengan
sifat-sifat tanah lainnya dan kedua variabel ini tentunya juga dipengaruhi oleh
tekstur dan struktur tanah sebagai sifak fisik tanah. Berdasarkan hal
tersebut maka perlu dilakukan percobaan terhadap Bulk density, Particle Density dan Porositas tanah pada tanah
sehingga dapat diketahui sifat fisik tanah, sifat kimia dan biologi tanah yang
terdapat dalam tanah (Hardjowigeno, 1992). Berdasarkan uraian diatas maka perlu
dilakukan pengamatan kerapatan isi dan porositas tanah.
1.2
Tujuan dan
Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah mendemostrasikan bagaimana sampel utuh
diambil dari lapangan, menghitung nilai
total ruang pori tanah, dan mengetahui perbedaan antara tanah yang padat dan
tanah yang gembur. Sedangakan kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan
informasi kepada masyarakat dalam pengolahan lahan lebih lanjut serta penentuan
varietas tanaman apa saja yang dapat ditanam pada tanah tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kerapatan
Isi
Bulk density atau bobot isi atau
bobot volume menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume
tanah dan termasuk volume pori-pori tanah diantaranya. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu
tanah makin tinggi bulk density,
berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar. Pada umumnya Bulk density berkisar dari 1,1-1,6 g/cc.
Beberapa jenis tanah mempunyai Bulk density
kurang dari 0,90 g/cc (misalnya tanah andisol), bahkan ada yang kurang dari
0,10 g/cc (misalnya tanah gambut). Bulk density
penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar
tanah (Harjdowigeno, 1992).
Bulk density atau kerapatan
massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan,
daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase dan lain-lain. Sifat fisik
tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan. Menghitung kerapatan butir tanah, berarti menentukan
kerapatan partikel tanah dimana pertimbangan hanya diberikan untuk partikel
yang solid. Oleh karena itu kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu
tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel. Untuk kebanyakan
tanah mineral kerapatan partikelnya rata–rata sekitar 2,6 gram/cm3.
Kandungan bahan organik di dalam tanah sangat mempengaruhi kerapatan butir
tanah, akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari subsoil. Kerapatan butir tanah tidak
banyak berbeda. Jika berbeda maka terdapat variasi yang harus mempertimbangkan
kandungan tanah organik (Madjid, 2010).
Bulk density
sangat
berhubungan erat dengan particle density jika
partikel tanah sangat besar maka Bulk density
juga besar pula, hal ini dikarenakan partikel density berbanding lurus dengan bulk
density, namun apabila sebuah tanah memilki tingkat kadar air yang tinggi
maka partikel density dan Bulk density akan rendah hal ini
dikarenakan partikel density
berbanding terbalik dengan kadar air, dapat kita buktikan apabila di dalam
suatu tanah memilki tingkat kadar air yang tinggi dalam menyerap air maka
kepadatan tanah juga akan rendah karena pori-pori di dalam tanah besar sehingga
tanah yang memilki pori yang besar akan lebih mudah memasukkan air di dalam
agregat tanah (Hanafiah, 2014).
2.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kapasitas Isi
Bulk density dipengaruhi
oleh tekstur, struktur dan kandungan bahan organik.Bulk density dapat cepat
berubah karena pengolahan tanah dan praktek budidaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai Bulk density salah satunya
adalah Bahan organik tanah, dimana tanah dengan kandungan bahan organik tinggi
akan memiliki nilai Bulk density rendah,
begitupula sebaliknya, selain itu Bulk density
juga dipengaruhi oleh tekstur tanah dan kadar air tanah (Sutedjo, 1987). ____
Nilai dari berat volume Bulk
density dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kandungan bahan
organik tanah, porositas dan kepadatan tanah. Untuk tanah berstruktur
halus mempunyai porositas tinggi
dan berat tanah yang lebih rendah dibandingkan tanah berpasir. Bahan organik
memperkecil berat volume tanah, karena bahan organik jauh lebih ringan dari
pada mineral dan bahan organik yang akan
memperbesar porositas (Hardjowigeno, 1992).
Adapun faktor lain yang mempengaruhi Bulk density yaitu kandungan kadar air apabila suatu daerah
memiliki kandungan kadar air yang tinggi maka Bulk density di daerah tersebut dapat di pastikan rendah.
Menyatakan bahwa Bulk density dan
kadar air berbanding terbalik , hal ini dibuktikan apabila tanah dapat menyerap
air yang banyak sehingga tanah akan susah untuk memadat dikarenakan di dalam
agregata tanah banyak menyimpan air, kadar air erat hubungannya dengan tekstur
tanah apabila tanah memiliki tekstur pasir maka tanah ini memiliki kandungan
bahan organik yang banyak sehingga tanah yang bertekstur liat mempunyai daya
melewatkan air yang lambat sehingga air akan tersimpan di dalam agregat tanah
yang memiliki kandungan BO sedikit (Madjid, 2010).
2.3 Hubungan Bulk density Dengan
Produktivitas Tanaman
Bulk density merupakan
petunjuk kerapatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk densitynya, yang berarti makin
sulit meneruskan air atau di tembus akar tanaman. Bulk density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk
tiap-tiap hektar tanah, yang di dasarkan pada berat tanah per hektar. Untuk
memudahkan perhitungan berat tanah 1 hektar sering dianggap sama dengan
2.000.000 kg berat tanah (Hardjowigeno, 1992).
____Tanah lebih padat mempunyai Bulk density yang lebih besar dari pada
tanah mineral bagian atas mempunyai kandungan Bulk density yang lebih rendah dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk density di lapangan tersusun atas
tanah-tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 -1,6 g/cm3. Tanah organik memiliki
nilai Bulk density yang lebih mudah,
misalnya dapat mencapai 0,1 g/cm3 – 0,9 g/cm3 pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi sifat
fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, dan kemampuan tanah menyimpan air drainase. Sifat fisik tanah ini banyak
bersangkutan dengan penggunaan tanah (Hardjowigeno, 1992).
Untuk setiap kelas tekstur
berat isi menggambarkan keadaan struktur dan porositas tanah. Pengaruh
sifat-sifat fisik tanah tersebut pada pertumbuhan tanaman dapat dinilai atau
ditentukan dari kaitan pertumbuhan. Nilai Bulk density dapat menggambarkan adanya
lapisan padas tanah, pengolahan tanahnya, kandungan bahan organik dan mineral,
porositas, daya memegang air, sifat drainase mudahkan tanah ditembus akar (Madjid,
2010).
2.4 Porositas
Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang
ditempati oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun mikro terisi oleh air,
keadaan kering pori makro dan sebagian pori meso terisi
oleh udara. Porositas merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah (Madjid, 2010).
Pori tanah adalah ruang antara
butiran padat tanah yang pada umumnya pori kasar ditempati udara dan pori kecil
ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas tanah adalah persentase
volume tanah ditempati butiran padat. Tanah
dengan struktur lemah pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar.
Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam
jangka waktu yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu,
untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan
penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah secara minimum.
Pengolahan tanah berlebih akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai
porositas dapat diperoleh jika diketahui nilai Bulk density dan nilai partikel densitynya
(Hanafiah, 2014).
Pori tanah jika dalam keadaan basah
seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori mikro, pori meso atau pun pori
makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro dan sebagian pori meso terisi
udara. Jumlah ruang pori sebagian besar ditentukan oleh susunan butir padat.
Kalau letaknya satu sama lain cenderung erat seperti pada pasir dan sub soil
padat, porositasnya rendah. Jika tersusun dalam agregat yang bergumpal seperti
yang kerap kali terjadi pada tanah bertekstur sedang, yang besar kandungan
bahan organiknya, ruang pori persatuan volume tinggi. Perbedaan besar jumlah
ruang pori berbagai keadaan tanah (Madjid, 2010).
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Porositas Tanah
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah,
tekstur tanah, kandungan air dan bulk density.
Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan struktur
granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah
dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai
pori-pori makro sehingga sulit menahan air Sebaliknya, pada top soil bertekstur halus, memiliki
lebih banyak ruang pori total yang sebagian besar terdiri pori-pori kecil.
Hasilnya adalah tanah dengan kapasitas memegang air yang besar (Hardjowigeno,
1992).
Porositas butir pasir tunggal rendah
dan sangat berhubungan dengan tekstur. Tanah dengan tekstur halus mempunayai
kisaran ukuran dan bentuk partikelnya yang luas.. Tanah dengan struktur ped
mempunyai ruang pori sebab ruang-ruang antar partikel tekstur dan antara ped.
Tanah permukaan yang berpasir mempunyai volume yang lebih sedikit ditempati
oleh ruang pori. Ruang pori total pada tanah berpasir mungkin rendah, tetapi
mempunyai proporsi yang besar yang disusun daripada komposisi pori-pori yang
besar yang sangat efisien dalam pergerakan air dan udara. Pada tanah yang
lembab dengan drainase yang baik ruang-ruang pori yang selalu dipenuhi udara,
konsekuensinya mereka disebut pori-pori aerase atau makropori. Pori-pori yang
kecil selalu cenderung dipenuhi air dan biasanya disebut kapiler (Madjid, 2010).
2.6 Hubungan Porositas Tanah Terhadap
Produktivitas Tanaman
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur
tanah, dan tekstur tanah. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi.
Tanah-tanah dengan struktur granular atau remah, mempunyai porositas yang lebih
tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan
tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sulit menahan air (Hardjowigeno,
1992). Porositas tanah
merupakan perbandingan antara volume pori tanah dengan volume total tanah,
yaitu menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir,
debu, dan liat) sampai pada partikel sekunder disebut juga agregat. Struktur
dapat mengubah pengaruh tekstur dengan memperlihatkan hubungan kelembaban
dengan udara (Hardjowigeno, 1992). Porositas total tanah juga dapat
dikatakan struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah.
Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama
lain oleh perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain.
Gumpalan-gumpalan mempunyai bentuk, ukuran, kemantapan yang berbeda-beda
(Hardjowigeno, 1992). Tanah
yang baik adalah tanah yang mengandung udara dan airnya dalam jumlah cukup dan
seimbang. Hal ini hanya terdapat pada struktur tanah yang ruang pori-porinya
besar, dengan perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan mikro serta
tahan pukulan tetes-tetes air hujan. Dikatakan pula yang paling baik adalah
bila perbandingan sama antara padatan air dan udara (Sutedjo, 1987).
III.
METODOLOGI
3.1.Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, 19 November 2015, pukul 10.00-Selesei WITA. Bertempat
di Laboratorium Kimia
dan Kesuburan Tanah Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Peralatan yang
digunakan dalam praktikum kerapatan isi dan porositas adalah ring sampel, palu
dan ring drivers, pisau, karet
penyambing ring, stop watc dan lup. Bahan yang digunakan adalah sampel tanah
utuh dan air.
3.3 Prosedur Kerja
1.
Membersikan permukaan tanah dari tumbuhan dan serasah.
2.
Memasukkan ring sampel mengunakan drivers dan palu sampai bagian atas ring sampel terbenam 2 cm dari
permukaan tanah.
3.
Mengeluarkan ring sampel dengan tanah yang ada didalamnya
dengan cara menggalinya secara hati-hati agar tanah didalamnya tidak terganggu.
4.
Meratakan ring dengan pisau yang telah disediakan.
5.
Menimbang tanah bersama ringnya sebelum dimasukkan kedalam
oven.
6.
Memasukkan tanah bersama ring kedalam oven.
7.
Mengeluarkan tanah dari oven kemudian memasukkannya kedalam
desikator.
8.
Mengeluarkan tanah bersama ring dari desikator setelah 12
sampai 24 jam, timbang ring bersama tanah didalamnya.
9.
Mencatat hasil penimbangan pada lembar data.
10. Menghitung kerapatan isi dengan
rumus:
b = Mko/Vt
11. Menghitung letak pori dengan rumus:
f = 1-
b /Ps
Keterangan;
a. Mko
= Massa tanah kering oven (g)
b. Vt
= Volume tanah utuh (
)
c.
s
= Kerapatan partikel tanah
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan pengamatan kerapatan isi dan porositas
yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel
9. Pengamatan kerapatan isi dan porositas tanah.
Data
|
Ring
|
Kerapatan isi
|
1,06 g/cm3
|
Total pori
|
0,6 m3/m3
|
4.2 Pembahasan
Berdasarkan
tabel diatas dapat kita lihat bahwa tanah berat tanah, air dan ring sebelum
diovenkan adalah 409,5 gram dan setelah diovenkan berat tanah dan ring berubah
menjadi 381,2 gram sehingga dapat diketahui bahwa kerapatan isi tanah tersebut
adalah 1,06 g/cm3 dan total pori
tanah tersebut adalah 0,6 m3/m3. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa keberadaan pori makro pada tanah tersebut adalah sedikit.
Dari
pengamatan yang telah dilakukan dapat kita lihat bahwa keberadaan pori pada
tanah tersebut hanya sedikit, jadi dapat disimpulkan bahwa tanah tesebut adalah
tanah yang padat. Hal ini sesuai dengan pendapat Gusli (2015) yang mengemukakan
bahwa tanah yang padat adalah tanah yang porsi padatannya lebih besar dari pada
porsi rongga atau porinya.
Jika
dilihat dari porositas tanahnya, tanah tersebut adalah tanah yang berporositas
rendah, karena tanah tersebut memiliki rongga yang kecil atau sedikit. Hal ini
sesuai dengan pendapat Gusli (2015) yang mengemukakan bahwa tanah yang
berporositas tinggi memiliki rongga yang besar karena partikel-partikelnya
tersusun secara renggang (tidak rapat)
Jika dilihat dari jumla pori tanah tersebut
yang sedikit dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut merupakan tanah yang kurang
baik, karena tanah yang baik adalah tanah yang memiliki struktur tanah yang
ruang pori-porinya besar Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2014) yang
mengemukakan bahwa tanah yang baik adalah tanah yang mengandung udara dan air
dalam jumla cukup dan seimbang. Hal ini hanya terdapat pada tanah yang ruang pori-porinya besar,
dengan perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan mikro.
Seperti
yang kita ketahui bahwa tanah yang diteliti memiliki pori-pori yang kecil
sehingga tanah tersebut tidak cocok untuk pertumbuhan tanaman karena didalam
tanah tersebut hanya terdapat air dan udara yang sedikit hal ini sesuai dengan
pendapat Hanafiah (2014) yang mengemukakan bahwa tanah yang baik adalah tanah
yang mengandung air dan udara yang cukup.
LAMPIRAN
Data
|
Ring
|
Berat ring (g)
|
94,49 gram
|
Diameter dalam ring (cm)
|
5,6 cm
|
Tinggi ring (cm)
|
7,3 cm
|
Berat tanah + air + ring (g)
|
409,5 gram
|
Berat tanah + ring (berat setelah di ovenkan) (g)
|
381,2 gram
|
Kerapatan isi (g cm-3)
|
1,06 g/cm2
|
Total pori (f) (m3m-3)
|
0,6 m3/m3
|
Keberadaan pori makro (‘banyak’/’sedikit’)
|
Sedikit
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar