Jumat, 17 November 2017

LAPORAN PRAKTIKUM PH TANAH




Laporan Praktikum

Dasar-Dasar Ilmu Tanah



PH TANAH

DISUSUN OLEH:
NAMA                                    : Yohanis Sarma
NIM                                        : G111 15 536
KELAS/KELOMPOK           : DDIT E / 14
ASISTEN                               : Magfirah Djamaluddin
LABORATORIUM KIMIA DAN KESUBURAN TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015



I. PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Kemasaman tanah adalah sifat tanah yang perlu diketahui, sebab menunjukkan adanya hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga hubungna antara pH dengan sifat-sifat tanah. Terdapatnya beberapa hubungan komponen dalam tanah mempengaruhi konsentrasi Hdalam tanah, dimana keadaannya dipersulit oleh bahan-bahan tanah yang lain.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan  dan produksi optimal dari tanaman adalah pH tanah. Reaksi tanah yang dinyatakan dengan pH menunjukkan sifat kemasaman atau konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam tanah. pH yang dibutuhkan oleh tanaman adalah pH yang sesuai dengan keadaan anatomi dan fisiologis daripada tanaman tersebut, oleh sebab itu pH perlu diubah agar sesuai kebutuhan tanaman. Namun usaha ini tidak mudah sebab ada penghambat yang disebut Buffer (sanggahan), yang merupakan suatu sifat umum dari campuran asam-basa dan garamnya.
Pentingnya pH adalah untuk menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. Pada tanaman yang sekitar pH netral, disebakan karena pH tersebut kebanyakan unsur hara larut dalam air. Ditinjau dari berbagai segi, tanah yang mempunyai pH antara 6-7 merupakan pH yang terbaik (netral), pada pH dibawah 7 merupakan tanah yang masam sehingga unsur P tidak dapat diserap tanaman karena diikat (difiksasi) oleh Al sedangkan pada tanah alkalis pHnya berkisar antara 8-14 sehingga unsur P juga tidak dapat diserap oleh tanaman karena difikasi atau diikat oleh Ca. Penanggullangan tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan dengan menambah kapur pada tanah itu, sedangkan tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pHnya dengan cara penambahan belerang. 
Kemasaman dikenal ada dua yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial. Kemasaman aktif disebabkan oleh Hdalam larutan, sedangkan kemasaman potensial disebabkan oleh ion H+ dan Al yang terjerap pada permukaan kompleks jerapan. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu melakukan percobaan reaksi tanah (pH) untuk mengetahui jenis reaksi dan nilai pH tanah pada berbagai lapisan tanah.
1.2.  Tujuan dan Kegunaan
Praktikum reaksi tanah ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pH yang terkandung dalam tiap lapisan tanah dan mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pH. Kegunaan dari praktikum reaksi tanah ini adalah agar mahasiswa  dapat mengetahui lebih jauh tentang cara mengukur pH tanah dan tingkat pH yang baik dalam tanah untuk usaha pertanian.


II.  TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Keasaman Tanah
Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan zat kapur ke dalam tanah, sedang tanah yang terlalu alkalis atau basa dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan belerang  (Hardjowigeno, 2003). 
Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting. Sebab terdapat hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara, juga terdapat beberapa hubungan antara pH dan semua pembentukan serta sifat-sifat tanah. Pada umumnya pH tanah ditentukan oleh : 1. Pencampuran satu bagian tanah dengan dua bagian air suling (bahan lain yang sesuai seperti larutan garam netral), 2. Campurkanlah mereka untuk mendapatkan tanah dan air sampai mendekati kesetimbangan, dan kemudian, 3. Ukurlah pH suspensi air tanah. Tedapat beberapa komponen dalam tanah yang mempengaruhi konsentrasi  larutan tanah. Keadaan dipersukar oleh bahan-bahan tanah besar perubahannya diantaranya interaksi. Bagian ini dimulai dengan suatu pH tertentu dan faktor – faktor yang mengendalikan pH pada sebagian besar tanah, yang umumnya berkisar 4 – 10, pH kurang dari 4, biasanya dikaitkan dengan hadirnya asam kuat seperti asam sulfat (Foth, 1999)
Kemasaman tanah ditentukan oleh dinamika ion  di dalam tanah, ion yang terdapat dalam suspensi tanah berada keseimbangan dengan ion yang terjerap. Akibat dari proses itu, maka dikenal 2 jenis kemasaman yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial. Kemasaman aktif disebabkan oleh ion di dalam larutan tanah, sedangkan kemasaman potensial disebabkan oleh ion  dan Al  yang terjerap pada permukaan kompleks jerapan.                    (Hardjowigeno, 2003).
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keasaman Tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah kejenuhan basa, sifat misel, dan macam kation yang terserap. Didaerah basah pencucian dengan mudah melenyapkan Na karena daya ikatannya pada tanah pertukaran tidak kuat. Adanya pengaruh garam-garam terlarut didalam tanah yang mengendap secara alami di dalam tanah didaerah-daerah yang tanahnya kering, atau sebagai akibat penambahan irigasi (Hardjowigeno, 2003).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion dan ion mineral tanah, air hujan dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah, selain itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi masam. Tekstur tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi menimbulkan reaksi masam.¬_Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi kemasaman tanah, yaitu kejenuhan basa, sifat misel, bahan organik tanah, bahan induk tanah, vegetasi, pertumbuhan tanaman, dan curah hujan (Foth,1988).
Faktor-faktor lain yang kadangkala mempengaruhi pH tanah terutama didaerah industri, antara lain adalah sulfur yang merupakan hasil sampingan dari industri gas, yang jika bereaksi dengan air akan menghasilkan asam sulfur, dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan. Hujan asam juga terjadi sebagai akibat meningkatnya penggunaan dan pembakaran fosil-fosil padat yang menimbulkan gas-gas sulfur dan nitrogen, yang kemudian bereaksi dengan air hujan (Hanafiah, 2014).

2.3. Hubungan Keasaman Tanah dengan Kesuburan Tanah
Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan zat kapur ke dalam tanah, sedang tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan belerang  (Hardjowigeno, 2003).
Komponen kimia tanah sangat berperan dalam menentukan sifat dan ciri tanah pada umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Uraian kimia tanah banyak menjelaskan tentang reaksi-reaksi kimia yang menyangkut masalah-masalah ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Hal-hal yang banyak berkaitan dengan masalah tersebut di atas adalah penyerapan dan pertukaran kation, sifat dari tanah, reaksi tanah, dan pengelolaannya (Foth, 1999). 
Reaksi tanah atau pH tanah dapat memberikan petunjuk beberapa sifat tanah. Makin tinggi pH makin banyak basa-basa terdapat dalam tanah. Tanah-tanah yang terus menerus tercuci oleh air hujan cenderung mempunyai pH yang rendah dan miskin basa-basa. Pada tanah masam, aktivitas (kelarutan) Al mungkin tinggi dan dapat meracuni tanaman, sedangkan pada tanah-tanah yang mempunyai pH tinggi unsur-unsur tertentu mungkin kurang tersedia untuk tanaman karena mengendap (Harjowigeno,2003).
.



III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum keasaman tanah ini dilaksanakan pada hari kamis, 22  Oktober 2015 pukul 10.00-selesai WITA di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
3.2 Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan terdiri dari sampel tanah terombak dari beberapa jenis tanah yang berbeda pH-nya dan air suling. Adapun peralatan yang diperlukan adalah pH meter, pH indikator, timbangan, gelas silinder, dan silinder pengukur volume.
3.3.  Prosedur Kerja
3.3.1 Pengukuran menggunakan pH meter
Adapun prosedur kerja dalam praktikum keasaman tanah yaitu:
1.    Menyiapkan tanah kering udara sebanyak 5 g (ditimbang dengan timbangan digital).
2.    Memasukkan kelima contoh kedalam vial yang telah disediakan.
3.    Menambahkan 12,5 ml air suling (pH 7) kedalam vial.
4.    Mengocok tanah yang bersangkutan dengan sepatula selama dua menit.
5.    Membilas probe (elektroda) dari pH meter yang tersedia dengan air suling.
6.    Memasukkannya kedalam suspense tanah yang ada didalam vial.
7.    Melakukan pembacaan pH meter.
3.3.2 Pengukuran menggunakan pH indikator
1.    Menyiapkan tanah kering udara sebanyak 5 gram.
2.    Memasukkan 5 gram tanah tersebut ke dalam roll film dan diberi label.
3.    Menambahkan air suling (pH 7) kedalam vial.
4.    Mengocok roll film yang berisi tanah selama 2 menit sampai tanah hancur dan membentuk suspensi tanah yang homogen.
5.    Mencelupkan sebagian dari ujung bawah dari pH indikator ke dalam roll film.
6.    Melihat perubahan warnanya.
7.    Mencatat berapa nilai pH yang terbaca.






IV. HASIL PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 5. Pengamatan keasaman tanah lapisan I, lapisan II, dan lapisan III.
Lapisan Tanah
Nilai pH (dalam H2O, 1 : 2,5 )
pH Meter
pH Indikator
Lapisan I
6,02 (agak masam)
5 (agak masam)
Lapisan II
7,00 (netral)
4 (agak masam)
Lapisan III
5,68 (agak masam)
5 (agak masam)
4.2. Pembahasan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada lapisan satu diukur  dengan menggunakan pH meter hasil yang didapatkan adalah 6,02 dan dengan menggunakan pH indikator hasil yang didapatkan adalah 5 dengan kriteria agak masam. Pada lapisan dua dengan menggunakan pH meter hasil yang didapatkan adalah 7 dan dengan menggunakan pH indikator hasil yang didapatkan adalah 4 dengan kriteria agak masam. Pada lapisan tiga dengan menggunakan pH meter hasil yang didapatkan adalah 5,68 dan dengan menggunakan pH indikator hasil yang didapatkan adalah 5 dengan kriteria agak masam.
            Jika diperhatikan pada tabel diatas nilai pH yang diukur mengunakan pH meter pada lapisan kedua lebih banyak (netral) dibanding lapisan pertama (agak masam), hal ini desebabkan oleh dua kemungkinan yaitu yang pertama adalah terjadi kekeliruan dalam praktikum misalnya pada saat pengocokan roll film yang seharusnya dilakukan selam 15 menit dan hanya dilakukan selama 2 menit. Kemungkinan kedua adalah terjadinya pengendapan yang menyebabkan pH tanah tercuci karena menurut Hanafiah (2014) Jika air berasal dari air hujan melewati tanah, kation-kation basa seperti Ca dan Mg akan tercuci.
            Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kandungan pH pada tanah masih memungkinkan tumbuhan bisah tumbuh dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2014) yang mengemukakan bahwa tanaman dapat tumbuh pada kisaran pH 4,0 sampai 8,0.
            Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ditunjukkan bahwa pH pada tanah yang diamati berbeda-beda menurut perbandingan tanah dan airnya, hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan (2007) yang menyatakan bahwa pemberian air yang berbeda-beda pada suatu jenis tanah akan memberikan pengaruh yang besar terhadap nilai pH suatu tanah.Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemasaman tanah yaitu pencucian basa-basa, kejenuhan basa, sifat misel, dan macam kation yang terserap. mineralisasi atau dekomposisi bahan organik.


V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat diperoleh data yaitu pada lapisan satu diukur  menggunakan pH meter dengan hasil 6,02 dan dengan menggunakan pH indikator dengan hasil 5 dengan kriteria agak masam. Pada lapisan dua dengan menggunakan pH meter dengan hasil 7 dan dengan menggunakan pH indikator dengan hasil 4 dengan kriteria agak masam. Pada lapisan tiga dengan menggunakan pH meter dengan hasil 5,68 dan dengan menggunakan pH indikator dengan hasil 5 dengan kriteria agak masam.
5.2  Saran
Saat mengamati pH tanah dilaboratorium sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan teliti agar tidak terjadi kekeliruan saat pengamatan seperti yang telah terjadi pada saat pengamatan sebelumnya.






DAFTAR  PUSTAKA
Foth, Henry D. 1999. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hanafiah, K A. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Press.
Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Pairunan A, dkk, 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar: Badan kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur.



















1 komentar: