Jumat, 17 November 2017

POROSITAS TANAH





Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah


POROSITAS TANAH




DISUSUN OLEH:
NAMA                                    : Yohanis Sarma
NIM                                        : G111 15 536
KELAS/KELOMPOK           : DDIT E / 14
ASISTEN                               : Magfirah Djamaluddin
LABORATORIUM KIMIA DAN KESUBURAN TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015



I.  PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Tanah ditemukan di mana-mana di sekitar kita dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia.  Kebanyakan orang tidak pernah berusaha menentukan apakah tanah itu, darimana asal dan sifatnya.  Mereka tidak memperhatikan bagaimana tanah di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain. Pasti sedikit saja atau bahkan tidak mungkin ada di antara kita yang mengetahui sebab perbedaan ini.
Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori. Ruang pori-pori ini penting oleh karena ruang-ruang ini diisi oleh air dan udara. Air dan udara (gas-gas) juga bergerak melalui ruang pori-pori ini. Jadi, penyediaan air untuk pertumbuhan tanaman dan jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan sangat erat dengan jumlah dan ukuran pori-pori tanah (Sutedjo, 1987). 
Kondisi fisik tanah sangat menentukan aerase, drainase, dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga berpengaruh oleh sifat kimia dan biologi tanah, di mana sifat-sifat fisik tanah tergantung pada jumlah, ukuran, bentuk, susunan, dan komposisi mineral dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan organik, volume dan bentuk pori-pori pada waktu tertentu. Beberapa sifat fisik yang sangat penting adalah bulk density, Particle Density, dan Porositas. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan daripada bahan mineral. Di samping itu bahan organik tanah dapat memperbesar porositas tanah. Berat dan ruang pori-pori tanah bervariasi dari satu horizon ke horizon yang lain, sama halnya dengan sifat-sifat tanah lainnya dan kedua variabel ini tentunya juga dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah sebagai sifak fisik tanah. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan percobaan terhadap Bulk density, Particle Density dan Porositas tanah pada tanah sehingga dapat diketahui sifat fisik tanah, sifat kimia dan biologi tanah yang terdapat dalam tanah (Hardjowigeno, 1992). Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan pengamatan kerapatan isi dan porositas tanah.
1.2         Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah mendemostrasikan bagaimana sampel utuh diambil dari lapangan,  menghitung nilai total ruang pori tanah, dan mengetahui perbedaan antara tanah yang padat dan tanah yang gembur. Sedangakan kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kepada masyarakat dalam pengolahan lahan lebih lanjut serta penentuan varietas tanaman apa saja yang dapat ditanam pada tanah tersebut.




II.  TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Kerapatan Isi
Bulk density atau bobot isi atau bobot volume menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah dan termasuk volume pori-pori tanah diantaranya. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar. Pada umumnya Bulk density berkisar dari 1,1-1,6 g/cc. Beberapa jenis tanah mempunyai Bulk density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya tanah andisol), bahkan ada yang kurang dari 0,10 g/cc (misalnya tanah gambut). Bulk density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah (Harjdowigeno, 1992).            
Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase dan lain-lain. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan. Menghitung kerapatan butir tanah, berarti menentukan kerapatan partikel tanah dimana pertimbangan hanya diberikan untuk partikel yang solid. Oleh karena itu kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel. Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan partikelnya rata–rata sekitar 2,6 gram/cm3. Kandungan bahan organik di dalam tanah sangat mempengaruhi kerapatan butir tanah, akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari subsoil. Kerapatan butir tanah tidak banyak berbeda. Jika berbeda maka terdapat variasi yang harus mempertimbangkan kandungan tanah organik (Madjid, 2010).
Bulk density sangat berhubungan erat dengan particle density jika partikel tanah sangat besar maka Bulk density juga besar pula, hal ini dikarenakan partikel density berbanding lurus dengan bulk density, namun apabila sebuah tanah memilki tingkat kadar air yang tinggi maka partikel density dan Bulk density akan rendah hal ini dikarenakan partikel density berbanding terbalik dengan kadar air, dapat kita buktikan apabila di dalam suatu tanah memilki tingkat kadar air yang tinggi dalam menyerap air maka kepadatan tanah juga akan rendah karena pori-pori di dalam tanah besar sehingga tanah yang memilki pori yang besar akan lebih mudah memasukkan air  di dalam  agregat  tanah (Hanafiah, 2014).
2.2   Faktor-faktor yang mempengaruhi Kapasitas Isi
Bulk density dipengaruhi oleh tekstur, struktur dan kandungan bahan organik.Bulk density dapat cepat berubah karena pengolahan tanah dan praktek budidaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Bulk density salah satunya adalah Bahan organik tanah, dimana tanah dengan kandungan bahan organik tinggi akan memiliki nilai Bulk density rendah, begitupula sebaliknya, selain itu Bulk density juga dipengaruhi oleh tekstur tanah dan kadar air tanah (Sutedjo, 1987).    ____
Nilai dari berat volume Bulk density dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kandungan bahan organik tanah, porositas dan kepadatan tanah. Untuk tanah   berstruktur  halus  mempunyai porositas tinggi dan berat tanah yang lebih rendah dibandingkan tanah berpasir. Bahan organik memperkecil berat volume tanah, karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral dan bahan organik  yang akan memperbesar porositas (Hardjowigeno, 1992).       
Adapun faktor lain yang mempengaruhi Bulk density yaitu kandungan kadar air apabila suatu daerah memiliki kandungan kadar air yang tinggi maka Bulk density di daerah tersebut dapat di pastikan rendah. Menyatakan bahwa Bulk density dan kadar air berbanding terbalik , hal ini dibuktikan apabila tanah dapat menyerap air yang banyak sehingga tanah akan susah untuk memadat dikarenakan di dalam agregata tanah banyak menyimpan air, kadar air erat hubungannya dengan tekstur tanah apabila tanah memiliki tekstur pasir maka tanah ini memiliki kandungan bahan organik yang banyak sehingga tanah yang bertekstur liat mempunyai daya melewatkan air yang lambat sehingga air akan tersimpan di dalam agregat tanah yang memiliki kandungan BO sedikit (Madjid, 2010).                         
2.3    Hubungan Bulk density Dengan Produktivitas Tanaman
Bulk density merupakan petunjuk kerapatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk densitynya, yang berarti makin sulit meneruskan air atau di tembus akar tanaman. Bulk density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang di dasarkan pada berat tanah per hektar. Untuk memudahkan perhitungan berat tanah 1 hektar sering dianggap sama dengan 2.000.000 kg berat tanah (Hardjowigeno, 1992).
____Tanah lebih padat mempunyai Bulk density yang lebih besar dari pada tanah mineral bagian atas mempunyai kandungan Bulk density yang lebih rendah dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk density di lapangan tersusun atas tanah-tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 -1,6 g/cm3. Tanah organik memiliki nilai Bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat mencapai 0,1 g/cm3 – 0,9 g/cm3  pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, dan kemampuan tanah menyimpan air drainase. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah (Hardjowigeno, 1992).
         Untuk setiap kelas tekstur berat isi menggambarkan keadaan struktur dan porositas tanah. Pengaruh sifat-sifat fisik tanah tersebut pada pertumbuhan tanaman dapat dinilai atau ditentukan dari kaitan pertumbuhan. Nilai Bulk density dapat menggambarkan adanya lapisan padas tanah, pengolahan tanahnya, kandungan bahan organik dan mineral, porositas, daya memegang air, sifat drainase mudahkan tanah ditembus akar (Madjid, 2010).

2.4    Porositas
Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun mikro terisi oleh air, keadaan kering pori makro dan sebagian pori meso terisi oleh udara. Porositas merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah (Madjid, 2010).
          Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori kasar ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas tanah adalah persentase volume tanah ditempati butiran padat. Tanah dengan struktur lemah pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah secara minimum. Pengolahan tanah berlebih akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh jika diketahui nilai Bulk density dan nilai partikel densitynya (Hanafiah, 2014).
       Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori mikro, pori meso atau pun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro dan sebagian pori meso terisi udara. Jumlah ruang pori sebagian besar ditentukan oleh susunan butir padat. Kalau letaknya satu sama lain cenderung erat seperti pada pasir dan sub soil padat, porositasnya rendah. Jika tersusun dalam agregat yang bergumpal seperti yang kerap kali terjadi pada tanah bertekstur sedang, yang besar kandungan bahan organiknya, ruang pori persatuan volume tinggi. Perbedaan besar jumlah ruang pori berbagai keadaan tanah (Madjid, 2010).
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Porositas Tanah
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, tekstur tanah, kandungan air dan bulk density. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air Sebaliknya, pada top soil bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang pori total yang sebagian besar terdiri pori-pori kecil. Hasilnya adalah tanah dengan kapasitas memegang air yang besar (Hardjowigeno, 1992).
            Porositas butir pasir tunggal rendah dan sangat berhubungan dengan tekstur. Tanah dengan tekstur halus mempunayai kisaran ukuran dan bentuk partikelnya yang luas.. Tanah dengan struktur ped mempunyai ruang pori sebab ruang-ruang antar partikel tekstur dan antara ped. Tanah permukaan yang berpasir mempunyai volume yang lebih sedikit ditempati oleh ruang pori. Ruang pori total pada tanah berpasir mungkin rendah, tetapi mempunyai proporsi yang besar yang disusun daripada komposisi pori-pori yang besar yang sangat efisien dalam pergerakan air dan udara. Pada tanah yang lembab dengan drainase yang baik ruang-ruang pori yang selalu dipenuhi udara, konsekuensinya mereka disebut pori-pori aerase atau makropori. Pori-pori yang kecil selalu cenderung dipenuhi air dan biasanya disebut kapiler (Madjid, 2010).
2.6  Hubungan Porositas Tanah Terhadap Produktivitas Tanaman
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granular atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sulit menahan air (Hardjowigeno, 1992).                     Porositas tanah merupakan perbandingan antara volume pori tanah dengan volume total tanah, yaitu menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel sekunder disebut juga agregat. Struktur dapat mengubah pengaruh tekstur dengan memperlihatkan hubungan kelembaban dengan udara (Hardjowigeno, 1992).                                                         Porositas total tanah juga dapat dikatakan struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan mempunyai bentuk, ukuran, kemantapan yang berbeda-beda (Hardjowigeno, 1992).                                                Tanah yang baik adalah tanah yang mengandung udara dan airnya dalam jumlah cukup dan seimbang. Hal ini hanya terdapat pada struktur tanah yang ruang pori-porinya besar, dengan perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan mikro serta tahan pukulan tetes-tetes air hujan. Dikatakan pula yang paling baik adalah bila perbandingan sama antara padatan air dan udara (Sutedjo, 1987).









III.             METODOLOGI
3.1.Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, 19 November 2015,  pukul 10.00-Selesei WITA. Bertempat  di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum kerapatan isi dan porositas adalah ring sampel, palu dan ring drivers, pisau, karet penyambing ring, stop watc dan lup. Bahan yang digunakan adalah sampel tanah utuh dan air.
3.3 Prosedur Kerja
1.        Membersikan permukaan tanah dari tumbuhan dan serasah.
2.        Memasukkan ring sampel mengunakan drivers dan palu sampai bagian atas ring sampel terbenam 2 cm dari permukaan tanah.
3.        Mengeluarkan ring sampel dengan tanah yang ada didalamnya dengan cara menggalinya secara hati-hati agar tanah didalamnya tidak terganggu.
4.        Meratakan ring dengan pisau yang telah disediakan.
5.        Menimbang tanah bersama ringnya sebelum dimasukkan kedalam oven.
6.        Memasukkan tanah bersama ring kedalam oven.
7.        Mengeluarkan tanah dari oven kemudian memasukkannya kedalam desikator.
8.        Mengeluarkan tanah bersama ring dari desikator setelah 12 sampai 24 jam, timbang ring bersama tanah didalamnya.
9.        Mencatat hasil penimbangan pada lembar data.
10.    Menghitung kerapatan isi dengan rumus:
b = Mko/Vt
11.    Menghitung letak pori dengan rumus:
f = 1- b /Ps
Keterangan;
a.       Mko     = Massa tanah kering oven (g)
b.      Vt        = Volume tanah utuh ( )
c.       s        = Kerapatan partikel tanah




IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan pengamatan kerapatan isi dan porositas yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 9. Pengamatan kerapatan isi dan porositas tanah.
Data
Ring
Kerapatan isi
1,06 g/cm3
Total pori 
0,6 m3/m3
4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa tanah berat tanah, air dan ring sebelum diovenkan adalah 409,5 gram dan setelah diovenkan berat tanah dan ring berubah menjadi 381,2 gram sehingga dapat diketahui bahwa kerapatan isi tanah tersebut adalah 1,06 g/cm3 dan total pori tanah tersebut adalah 0,6 m3/m3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keberadaan pori makro pada tanah tersebut adalah sedikit.
       Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat kita lihat bahwa keberadaan pori pada tanah tersebut hanya sedikit, jadi dapat disimpulkan bahwa tanah tesebut adalah tanah yang padat. Hal ini sesuai dengan pendapat Gusli (2015) yang mengemukakan bahwa tanah yang padat adalah tanah yang porsi padatannya lebih besar dari pada porsi rongga atau porinya.
       Jika dilihat dari porositas tanahnya, tanah tersebut adalah tanah yang berporositas rendah, karena tanah tersebut memiliki rongga yang kecil atau sedikit. Hal ini sesuai dengan pendapat Gusli (2015) yang mengemukakan bahwa tanah yang berporositas tinggi memiliki rongga yang besar karena partikel-partikelnya tersusun secara renggang (tidak rapat)
         Jika dilihat dari jumla pori tanah tersebut yang sedikit dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut merupakan tanah yang kurang baik, karena tanah yang baik adalah tanah yang memiliki struktur tanah yang ruang pori-porinya besar Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2014) yang mengemukakan bahwa tanah yang baik adalah tanah yang mengandung udara dan air dalam jumla cukup dan seimbang. Hal ini hanya terdapat  pada tanah yang ruang pori-porinya besar, dengan perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan mikro.
       Seperti yang kita ketahui bahwa tanah yang diteliti memiliki pori-pori yang kecil sehingga tanah tersebut tidak cocok untuk pertumbuhan tanaman karena didalam tanah tersebut hanya terdapat air dan udara yang sedikit hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2014) yang mengemukakan bahwa tanah yang baik adalah tanah yang mengandung air dan udara yang cukup.


LAMPIRAN
Data
Ring
Berat ring (g)
94,49 gram
Diameter dalam ring (cm)
5,6 cm
Tinggi ring (cm)
7,3 cm
Berat tanah + air + ring (g)
409,5 gram
Berat tanah + ring (berat setelah di ovenkan) (g)
381,2 gram
Kerapatan isi (g cm-3)
1,06 g/cm2
Total pori  (f) (m3m-3)
0,6 m3/m3
Keberadaan pori makro (‘banyak’/’sedikit’)
Sedikit


Tidak ada komentar:

Posting Komentar